Akhirnya Melati Layu di Tangan Arjuna (3)

Akhirnya Melati Layu di Tangan Arjuna (3)

Kabar perselingkuhan Arjuna dan Welas makin merebak. Tidak hanya di lingkungan bengkel dan tetangga kiri-kanan. Tempat kerja Melati pun tercemari berita kurang sedap tersebut. Melati stres dan tidak bisa fokus bekerja. Melati, antara lain, mendengar dari tiga-empat orang yang sedang makan siang di kantin. “Iya. Welas kan tetanggaku. Aku pernah lihat dia bersama suami Melati di supermarket dekat alun-alun,” begitu berita yang masuk telinga Melati. Perempuan berambut sebahu ini maunya cuek. Tapi tidak bisa. Hatinya selalu berontak untuk bisa memergoki perselingkuhan Arjuna. Untuk itu, Melati pernah sengaja izin tidak masuk kerja semata untuk memata-matai dan menguntit Arjuna. Sang suami tampaknya tidak sadar. Dia malah sempat meraba kening Melati lantaran perempuan itu mengaku sakit kepada Arjuna sehingga izin tidak ngantor. Selanjutnya Arjuna berangkat kerja seperti biasa. Melati lantas menguntit dengan motor. Sejak dari rumah hingga bengkel keluarga tempat Arjuna ngantor. Untuk menyamarkan keberadaannya, Melati memakai hoodie sweater yang memiliki penutup kepala. Tapi hingga sore tidak tampak ada pergerakan yang mencurigakan. Arjuna tiga kali keluar, namun semua berhubungan dengan pekerjaan. Pertama menemui pelanggan di rumah pelanggan tersebut. Kedua makan siang bersama seseorang. Pria, entah siapa. Tampaknya kawan lama. Mereka terlihat sangat akrab. Ketiga mencucikan mobil. Melati sampai pontang-panting tanpa hasil. Saat pulang dari penguntitan, dia bertemu teman SMA-nya. Ganteng. Namanya sebut saja Budi. “Dia mantanku,” aku Melati. Kemudian dia menjelaskan bahwa Budi sempat patah hati ketika mendengar Melati menikah vs Arjuna. Melati juga mendengar mantannya itu sempat berusaha bunuh diri lantaran putus asa. “Dia gantung diri di dapur rumah ibunya di Kecamatan Baureno, Bojonegoro,” tutur Melati. Tapi bukannya mati, ulah nekat Budi malah jadi guyonan warga. Sebab, tali tampar yang dipakai menjerat lehernya di blandar putus. Setelah diperiksa polisi dan perangkat desa plus perangkat kecamatan, diketahui tali tampar tersebut sudah rantas karena gigitan. Mungkin gigitan tikus. Namun beruntung. Berkat usaha bunuh diri itu Budi kenal dengan anak gadis salah satu perangkat desa yang membantunya mengevakuasi ke rumah sakit. Namanya sebut saja Ana. Tidak lama kemudian keduanya menikah. Tidak disangka, pertemuan Melati dan Budi menghidupkan kenangan lama. “Terutama saat kami jadian di air terjun Sedudo,” kata Melati. Pada pertemuan-pertemuan selanjutnya Budi sering membangunkan kenangan-kenangan manis di memori Melati. Antara lain bagaimana canggungnya saat pertama saling memegang dan meremas tangan. Juga, saat Melati dimarahi orang tua karena pulang terlalu malam hanya gara-gara tidak bisa mengakhiri pertemuan dalam rangka ulang tahunnya yang ke-18. Kenangan paling mendebarkan terjadi saat kali pertama berciuman. Itu terjadi di samping toilet sekolah. Ketika sedang panas-panasnya, mendadak muncul guru bahasa Indonesia tepat di depan mereka. ­Mak-jlek seolah seperti tiba-tiba. Urusan jadi panjang. Orang tua kedua pihak dipanggil ke sekolah. Setelah sekian tahun tak berjumpa dan masing-masing sudah berumah tangga, Budi menawarkan mengenang keindahan masa remaja mereka saat jadian. Maka dipilihlah hari ulang tahun Melati dan lokasi di Sarangan. “Inilah puncak kesalahanku. Aku hanyut dibawa ke masa lalu oleh Budi yang memang indah. Penuh warna,” kata Melati. Melati juga mengaku tidak sadar 100 persen ketika mengiyakan ajakan Budi untuk bereuni tipis-tipis berdua di Sarangan. Yang ada di benaknya waktu itu hanya rasa suntuk diterpa kabar perselingkuhan suaminya, Arjuna, vs Welas. “Aku seolah ingin membuktikan begini: bukan hanya kamu yang bisa selingkuh. Aku pun bisa. Lihat ini. Lihat Jun,” tutur Melati lirih mengenang memori indah itu. (jos, bersambung)  

Sumber: