Tes DNA, Ketahui Beragam Jenisnya, Manfaat dan Cara Pengambilan Sampel

Tes DNA, Ketahui Beragam Jenisnya, Manfaat dan Cara Pengambilan Sampel

Surabaya, Memorandum.co.id - Tes DNA atau tes genetik sebenarnya tidak hanya dilakukan untuk mengetahui garis keturunan atau identitas seseorang, melainkan juga bisa mendeteksi penyakit tertentu. Ketika seseorang memiliki kelainan genetik atau DNA, misalnya karena penyakit turunan atau karena faktor lainnya, ia bisa mengalami penyakit tertentu. Oleh karena itu, tes DNA penting dilakukan untuk mengetahui struktur genetik di dalam tubuh seseorang dan mendeteksi kelainan genetik. Berikut ini adalah berbagai jenis dan manfaat tes DNA: 1. Uji praimplantasi Tes DNA dapat dilakukan oleh pasangan yang merencanakan kehamilan melalui program bayi tabung atau pasangan yang berisiko memiliki anak dengan kelainan genetik tertentu, seperti penyakit sel sabit atau fibrosis kistik. Untuk melakukan tes ini, beberapa sel telur dikeluarkan dari ovarium atau indung telur, lalu dibuahi dengan sel sperma di luar tubuh hingga membentuk bakal janin (embrio). Selanjutnya, setiap embrio akan diperiksa apakah memiliki kelainan genetik tertentu. Setelah itu, dokter akan memilih embrio yang sehat untuk dipindahkan ke dalam rahim. 2. Uji prakelahiran Manfaat dari tes DNA uji prakelahiran adalah mendeteksi mutasi atau kelainan genetik pada kromosom janin. Tes DNA ini juga bisa dilakukan sebagai deteksi dini penyakit tertentu pada janin, misalnya sindrom Down dan sindrom Edward. Ada dua jenis uji prakelahiran untuk kelainan genetik, yaitu tes skrining prakelahiran yang dapat memberitahu Anda apakah janin memiliki kelainan dan tes diagnostik prakelahiran yang dapat memastikan janin benar-benar memiliki kelainan tertentu, termasuk sindrom Barber Say. 3. Uji pembawa atau carrier testing Tes DNA juga bermanfaat untuk mengetahui apakah seseorang memiliki gen atau kondisi tertentu yang mungkin akan diturunkan kepada anak-anaknya. Informasi seperti ini bermanfaat dalam membantu pasangan menentukan keputusan untuk merencanakan kehamilan. 4. Uji prediksi Uji prediksi dapat dimanfaatkan jika seseorang memiliki orang tua atau saudara dekat dengan penyakit keturunan tertentu. Tes ini dapat dilakukan dengan mengambil sampel darah atau air liur. Melalui hasil uji prediksi, dokter dapat menyarankan tindakan pencegahan sejak dini mungkin sebelum gejala muncul dan merencanakan pengobatan yang tepat. 5. Maternity atau paternity test Paternity test adalah tes DNA yang dapat digunakan untuk mengetahui identitas orang tua dari seorang anak. Tes ini memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi, yaitu mencapai 99,9%. Paternity test dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tes darah dan mengambil swab dari bagian dalam pipi untuk mengambil sampel dan mencocokan DNA dari orang tua dan anak. 6. Uji forensik Serangkaian tes DNA juga bisa digunakan sebagai salah satu pemeriksaan untuk kepentingan forensik atau proses penegakan hukum. Beberapa contoh tes DNA yang kerap dilakukan pada uji forensik adalah tes darah untuk menentukan darah korban atau pelaku pelanggaran hukum, tes sidik jari, dan proses identifikasi bagian tubuh korban kejahatan atau peristiwa tertentu, seperti kebakaran atau kecelakaan pesawat. Pengambilan Sampel DNA Tes DNA umumnya dilakukan melalui pengambilan sampel darah atau jaringan tubuh, seperti kulit atau rambut. Sebagian besar sampel menggunakan darah dari pembuluh darah, tetapi ada juga yang memanfaatkan sampel air liur. Untuk tes DNA pada janin, sampel yang diambil biasanya berupa cairan ketuban atau sampel jaringan plasenta. Setelah diambil, sampel tersebut kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya, diperlukan waktu beberapa minggu hingga bulan untuk mendapatkan hasil tes DNA. (*/Rdh)

Sumber: