25 Tahun Menanti, Pemkot Perbaiki Jembatan Penghubung Asemrowo-Sukomanunggal

25 Tahun Menanti, Pemkot Perbaiki Jembatan Penghubung Asemrowo-Sukomanunggal

Surabaya, memorandum.co.id - Masyarakat Asemrowo dan Sukomanunggal bersukacita. Pasalnya, jembatan kayu yang menghubungkan wilayah Tambak Pring Barat, Asemrowo dengan Tambak Lumpang, Sukomanunggal telah rampung diperbaiki oleh Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya. Kini, jembatan tersebut lebih kokoh berdiri. Lebih tinggi dan tidak mudah tergenang oleh banjir. Bahkan hadirnya jembatan tersebut dapat membuat aktivitas warga lebih maksimal sekaligus mendongrak perekonomian masyarakat. "Alhamdulillah, setelah penantian selama 25 tahun akhirnya usulan kami diterima dan dilakukan perbaikan terhadap jembatan kayu di Tambak Pring Barat yang menjadi akses utama warga dua kecamatan," kata ketua LPMK Asemrowo Moch Widodo, Minggu (23/7). Perbaikan terhadap jembatan kayu tersebut mulai dilakukan pada awal Juni 2023 lalu. Pemkot melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya menganggarkan Rp170 juta untuk biaya renovasi total jembatan tersebut. Widodo terkenang bahwa jembatan tersebut kondisinya memprihatinkan sebelum mendapat perbaikan. Dulu, jembatan kayu itu rawan hanyut. Sebab, setiap musim hujan selalu terendam oleh banjir. Surutnya baru 4-5 hari kemudian. Alhasil, warga terpaksa memutar. "Dulu anak sekolah dan warga yang hendak berangkat kerja harus memutar karena jembatannya banjir. Surutnya bisa 4 sampai 5 hari. Semakin lama kondisinya semakin hancur. Warga sampai berusaha dengan cara mengikat jembatan tersebut agar tidak hanyut," urainya. "Sekarang kondisinya sudah lebih bagus dan sangat layak setelah diperbaiki. Kami sangat mengapresiasi kepedulian pemkot terhadap kebutuhan krusial warga. Jembatan bentang yang baru ini kami sematkan nama Jembatan Pelangi dan akan diresmikan bertepatan pada momen Hari Kemerdekaan," ucap Widodo. Menurut dia, pemilihan nama Jembatan Pelangi menunjukkan sebuah pengorbanan yang tidak sia-sia. Pelangi, kata Widodo, sering diasosiasikan dengan harapan baru dan sesuatu yang lebih baik. Kehadiran pelangi juga bisa diartikan sebagai pesan dari Allah SWT bahwa ketika ingin sukses, maka seseorang perlu melewati proses yang panjang dan berliku. "Kenapa dinamakan Jembatan Pelangi itu karena setelah ada badai penderitaan, kesusahan serta kesulitan yang dialami warga, kini berdampak pada kebahagiaan. Itu maknanya. Pelangi ibarat kesuksesan, sementara badai adalah proses perjalanan menuju kesuksesan tersebut," terang Widodo. Pihaknya berharap, Jembatan Pelangi yang terletak di Blok D RT 8/RW 8, Kelurahan/Kecamatan Asemrowo tersebut dapat membawa kebermanfaatan. Adanya Jembatan Pelangi diharapkan juga semakin memaksimal perekonomian masyarakat setempat. "Jembatan tersebut tidak hanya sebagai akses warga Asemrowo ataupun Sukomanunggal, namun sering dilewati juga oleh karyawan yang akan bekerja di Margomulyo. Semoga Jembatan Pelangi membawa kebermanfaatan bagi warga Surabaya pada umumnya," pungkasnya. (bin/ziz)

Sumber: