Kualitas Udara Jakarta Buruk dan Tidak Sehat, Ini Penyebabnya

Kualitas Udara Jakarta Buruk dan Tidak Sehat, Ini Penyebabnya

Jakarta, Memorandum.co.id - Kualitas udara Kota Jakarta belakangan ini kembali menjadi sorotan lantaran kondisi udara terburuk di Indonesia dengan kategori konsentrasi PM2.5 harian tidak sehat.

Lembaga data kualitas udara IQ Air pada Selasa (6/6) sempat menempatkan Jakarta dengan kualitas udara terburuk di dunia. Indeks kualitas udara di Jakarta sempat berada di angka 157 dengan polutan utamanya yakni PM 2,5 dan nilai konsentrasi 67 µg/m³.

Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 13,6 kali lipat lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO).

Buruknya kualitas udara di Jakarta disebabkan oleh planetary boundary layer.

"Itu merupakan lapisan percampuran massa udara, yang rendah pada pagi hari dan kecepatan angin yang rendah di pagi hari," kata Sub Bidang Informasi Pencemaran Udara BMKG Taryono

Kondisi tersebut mengakibatkan debu atau polusi tidak dapat menyebar pada ruang yang lebih luas. Sehingga menyebabkan particulate matter (partikel udara berukuran kecil) 2.5 meningkat.

Bahkan, particulate matter 2.5 menyentuh nilai maksimum. Hal itu biasanya terjadi pada pukul 07.00.

Kualitas udara yang buruk bisa berdampak pada kesehatan masyarakat. WHO mencatat, polusi udara membunuh sekitar tujuh juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya, dan sekitar 9 dari 10 orang di dunia menghirup udara yang buruk.

Beberapa penyakit bahkan membayangi masyarakat yang tinggal di wilayah dengan kualitas udara buruk, seperti Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), Pneumonia, Bronchopneumonia, penyakit kardiovaskular, dan kanker.

Menurut data WHO, ISPA bahkan menjadi penyebab utama angka kematian akibat penyakit menular di dunia. Sebanyak hampir 4 juta orang meninggal dunia akibat ISPA pada setiap tahunnya. Udara yang buruk menjadi salah satu penyebabnya. (*/Rdh)

Sumber: