Derita Rindu Ditinggal Suami Pergi tanpa Pamit (3)

Derita Rindu Ditinggal Suami Pergi tanpa Pamit (3)

Untuk mewujudkan obsesi tadi lebih cepat, Dewa meminta Rindu menyatukan tabungan. Bisa atas nama Rindu, bisa juga atas nama Dewa. Tujuannya agar proses pembayaran segala sesuatu bisa lebih cepat dan praktis. Rindu pasrah. Dia menyerahkan pengelolaan keuangan kepada Dewa. Rindu hanya minta disisakan untuk kebutuhan harian rumah dan perusahaan yang dia kelola. Sisanya tumplek blek diserahkan kepada Dewa. “Tabungan akhirat. Dan nunut kebutuhan dunia,” kata Reno kembali menirukan Rindu. Rindu pernah diajak Dewa umrah sekalian ditunjuki kedua hotel mereka di Makkah dan Madinah. Kini Dewa sedang mengurus pembelian armada bus untuk yang di tanah air dan di tanah suci. Setelah beres, baru akan membeli pesawat. Rindu bahagia dan berharap rumah tangganya vs Dewa bisa lebih langgeng dari rumah tangga-rumah tangga sebelumnya. Rindu juga ingin pada sisa-sisa umurnya bisa lebih dekat dengan Yang Mahakuasa di bawah bimbingan suami saleh. Dua suami Rindu sebelumnya memang kurang memperhatikan soal agama dalam rumah tangga. Malah bisa dikatakan napas Islami sama sekali tidak mewarnai gaya hidup keluarga. Ibadah hanya dipahami sekadar normalitas dan kepantasan. Karena itu, mereka tidak pernah menjalankan ibadah yang sesungguhnya lantaran ketakwaan. Salat, misalnya, dilakukan hanya ketika orang-orang di sekitarnya salat. Supaya tampak seperti yang lain. Demikian juga puasa dll. Pendidikan agama yang diberikan orang tua Rindu kepada anaknya malah ikut-ikutan luntur. Rindu terseret suami-suaminya menjadi penganut Islam abangan. Islam KTP. “Rindu mengaku tersadar setelah nikah dengan Dewa,” kata Reno. Suatu saat berita buruk soal Dewa masuk ke telinga Reno. Kabar itu menyebutkan Dewa  adalah pengangguran yang menyandarkan hidup dari satu wanita kaya ke wanita kaya yang lain. Reno tidak percaya begitu saja kabar yang disampaikan sahabat lama—sebut saja—bernama Kahar tersebut. Dia takut menimbulkan fitnah. Tapi, keyakinan Reno mulai goyah ketika Kahar bercerita ada tetangganya yang pernah jadi korban Dewa. Reno kemudian minta dipertemukan dengan tetangga Kahar. Perempuan berusia sekitar 40-an. Janda tanpa anak. Pemilik usaha rumah makan yang memiliki franchise di banyak tempat. “Ya. Saya pernah dititu orang yang fotonya Bapak tujukkan itu,” kata perempuan tadi, sebut saja Ningsih, ketika menemui Reno dan Kahar. Modus yang dipakai untuk mengeruk kekayaan Ningsih nyaris sama dengan yang dipakai untuk menguras harta Rindu. “Saya dirugikan lebih dari Rp 1 miliar,” aku Ningsih. “Aku sudah menyarankan Mbak Ningsih untuk melaporkan lelaki itu ke polisi untuk menyeretnya ke pengadilan, tapi dia tidak berkenan,” kata Reno menirukan saran yang disampaikan Kahar. (jos, bersambung)    

Sumber: