Derita Rindu Ditinggal Suami Pergi tanpa Pamit (2)

Derita Rindu Ditinggal Suami Pergi tanpa Pamit (2)

Suami kedua Rindu seorang pengusaha. Sebenarnya di juga politikus, tapi mundur dari dunia politik lantaran usahanya lebih berprospek. Dia bersama beberapa teman berhasil membangun kerajaan biro jasa aneka perizinan. “Suami keduanya meninggal karena sakit. Dia bekerja terlalu keras sampai-sampai lupa istirahat. Dia suka lembur sampai dini hari. Dan itu bukan sehari-dua hari, melainkan hampir setiap hari,” kata Reno. Lelaki bertanggung jawab besar kepada keluarga ini meninggal setelah beberapa pekan dirawat karena menderita paru-paru basah. Saat paru-aru itu disedot, keluar sekitar satu kilogram cairan. Reno sangat sayang kepada adiknya. Karena itu dia tak ingin satu-satunya adik perempuannya itu menderita. “Aku khawatir Rindu dikerjain Dewa,” tegas Reno. Ketika hal itu disampaikan kepada adiknya, Rindu malah tertawa. Menurut Rindu, Dewa menguasai lebih dari separuh saham bisnis nikel di Sulawesi. Karena itulah dia bisa santai lantaran tidak harus turun langsung ke lapangan. Rindu juga membanggakan Dewa yang jadi donatur tiga pondok pesantren besar di Jawa Timur. Di Kediri, Ponorogo, dan Tuban. Dewa bercerita kepada Rindu bahwa dia menjanjikan ponpes akan diberi donasi masing-masing Rp 1 miliar. Setiap ponpes juga dijanjikan akan dibangun seribu ruang belajar. “Mendengar semua itu, siapa yang bisa meragukan?” kata Reno dengan tanda tanya. Tidak sampai sebulan setelah itu Rindu vs Dewa duduk di pelaminan. Reno sebagai kakak lelaki tertua didapuk sebagai wali nikah karena ayah mereka baru-baru ini meninggal karena serangan jantung. Rumah tangga keduanya berjalan ayem tentrem. Seiring perjalanan waktu, Rindu yang sejak kecil dididik ketat soal agama oleh almarhum ayahnya ingin fokus lagi mengurusi rumah tangga. Rindu memang sempat ikut cawe-cawe mengelola perusahaan peninggalan suami keduanya. Sekadar agar ada kesibukan. Karena sekarang sudah bersuami lagi, Rindu ingin kembali fokus mengurus rumah tangga. Tidak dinyana, ternyata Dewa tidak mengizinkan. Alasannya, rumah tangga sudah ada yang mengurus: pembantu. Dewa mengaku sangat ingin mendirikan yayasan penyelenggara umrah dan haji. Ia khawatir kalau perusahaan dipegang orang lain, keuangannya kurang beres. Dewa terobsesi mendirikan yayasan umrah dan haji yang memiliki penginapan di Makkah dan Madinah serta armada transportasi sendiri, termasuk pesawat. Dengan kekayaan yang mereka miliki, Dewa yakin hal itu tidak lama lagi pasti terwujud. “Mereka sudah nyicil membangun penginapan di Makkah dan Madinah. Berupa hotel, tapi tidak terlalu besar dan mewah. Kedunya relatif dekat dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi,” kata Reno sambil menunjukkan potret berkas-berkas, yang dikatakan sebagai akta kepemilikan hotel-hotel tadi. “Belum selesai 100 persen dan memang akan terus dikembangkan,” imbuh Reno. (jos, bersambug)  

Sumber: