Titip Doa kepada Jamaah Haji, Simak Penjelasan Berikut Ini
Surabaya, Memorandum.co.id - Di Indonesia, setiap musim haji pasti disambut meriah baik oleh orang yang hendak melaksanakannya atau bagi tetangga dan sanak saudara sekitarnya. Mereka berbondong-bondong rela mengantarkan tetangga atau saudaranya yang hendak berangkat dengan meriah hanya untuk sekedar melepas kerinduan karena akan ditinggal selama beberapa hari di tanah suci atau demi menitipkan doa. Titip doa saat haji biasanya datang dari seseorang yang belum bisa berangkat ke baitullah. Tujuannya agar orang yang berangkat kesana akan memohonkan doanya di tempat tempat-tempat mustajab seperti Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Dengan harapan doa-doa tersebut lebih diijabah. Para ulama pernah menyinggung hal ini, diantaranya adalah Syekh Abu Bakr al-Ajurriy dari kalangan Madzhab Hanbali yang mengatakan bahwa tradisi mengantar orang berangkat haji dan menitipkan doa termasuk sesuatu yang dianjurkan. Seperti yang pernah dijelaskan oleh Syaikh Ar-Ruhaibani dalam kitab karyanya Mathalib Ulin Nuha yang menjadi penjelasan kitab Ghayatil Muntaha jilid 6 halaman 472. وذكر أبو بكر الآجري استحباب تشييع الحاج ووداعه ومسألته أن يدعو له ـ وشيع أحمد أمه بالحج Artinya: "Syaikh Abu Bakr al-Ajurry menuturkan tentang kesunahan mengantar orang haji dan menitipkan juga meminta untuk mendoakannya. Imam Ahmad pernah mengantar ibunya untuk haji." (*/Rdh)
Sumber: