Bentuk Kesederhanaan Hidup Nabi Muhammad SAW, Sebagai Teladan Bagi Umatnya

Bentuk Kesederhanaan Hidup Nabi Muhammad SAW, Sebagai Teladan Bagi Umatnya

Surabaya, Memorandum.co.id - Ada banyak hal yang bisa diteladani dari kehidupan Rasulullah saw. Salah satunya hidup sederhana. Mulai dari cara memenuhi kebutuhan harian, cara berpakaian, hingga tempat tidur. Berikut ini bentuk kesederhanaan Rasulullah SAW.

  • Cara Makan Rasulullah SAW
Kesederhanaan Rasulullah SAW salah satunya bisa dilihat dari cara makan beliau. Rasulullah SAW tidak pernah mengolesi roti dan daging dengan madu ketika makan, kecuali saat menjamu tamu. Disebutkan dalam sebuah hadis riwayat At-Tirmidzi, Rasulullah saw. tidak pernah memiliki banyak makanan dalam kesehariannya, kecuali saat menjamu tamu. Dari Malik bin Dinar r.a. dia berkata: مَا شَبِعَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ خُبْزٍ قَطُّ وَلاَ لَحْمٍ إِلاَّ عَلَى ضَفَفٍ “Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam tidak pernah merasakan kenyang karena makan roti atau kenyang karena makan daging, kecuali jika sedang menjamu tamu (maka beliau makan sampai kenyang).” (HR. Tirmidzi)
  • Pakaian Rasulullah SAW
Pribadi sederhana Rasulullah SAW turut ditunjukkan dari pakaiannya. Beliau selalu memakai pakaian yang sederhana, bukan yang terbuat dari kain yang halus, bukan pula yang harganya mahal. Sementara warna pakaian yang paling disenangi Rasulullah SAW, yaitu pakaian berwarna putih. Dinyatakan dalam sebuah riwayat, beliau pernah bersabda: "Pakailah pakaian yang berwarna putih, karena ia lebih suci dan lebih bagus, dan jadikan ia kain kafan bagi orang yang meninggal di antara kalian." (HR at-Tirmidzi). Kesederhanaan Rasulullah SAW terbukti ketika Aisyah memperlihatkan kepada beberapa orang sahabat pakaian yang telah kumal dan sarung yang terbuat dari kain kasar. Aisyah berkata, "Rasululalh SAW dicabut ruhnya sewaktu memakai kedua pakaian ini."
  • Rumah Rasulullah SAW
Rumah Rasulullah SAW bisa dikatakan sangat sederhana, yaitu hanya terbuat dari tembok bata dengan atap daun kurma yang dikeringkan yang jatuh ke satu sisi. Isi dari rumah beliau hanyalah satu ruang untuk kegiatan utama dan kamar tidur. Kasur dan bantal beliau terbuat dari kulit yang diisi dengan serabut. Begitupun perabotan yang ada di rumah Rasulullah SAW juga sangat sederhana. Beliau tidur hanya dengan beralaskan tikar dan di dinding rumahnya tidak tampak satu pun tirai yang menghiasi sebab hal itu dianggap sebagai pemborosan. Selain itu, Rasulullah SAW memandang hiasan di dinding rumah dapat mendorong seseorang kepada cinta dunia. Aisyah RA pernah berkata mengenai ketidaksukaan Rasulullah SAW terhadap hiasan dinding, ia berkata: "Suatu saat, Rasulullah SAW berangkat perang. Lalu aku menggantungkan sebuah permadani. Ketika Rasulullah SAW datang dan melihat permadani tersebut, aku melihat pandangan tidak suka pada wajahnya. Kemudian, beliau mencopot permadani itu seraya berkata, 'Sesungguhnya, Allah SWT tidak memerintahkan kita untuk menghiasi ruangan dan tanah ini.'"
  • Simpanan Harta Rasulullah SAW
Bentuk kesederhanaan Rasulullah SAW yang terakhir, yaitu ditunjukkan dengan melihat simpanan harta beliau. Ternyata, beliau tidak memiliki simpanan harta sedikitpun. Beliau tidak pernah menyimpan atau menumpuk harta untuk hari esok. Bahkan, saat wafatnya Rasulullah SAW, beliau hanya meninggalkan pedang, seekor keledai, dan sebidang tanah yang dishadaqahkan di jalan Allah SWT. Beliau mencontohkan agar umatnya tidak suka menimbun harta dan lebih senang memberi kepada orang yang membutuhkan. Menimbun harta maksudnya ialah menumpuk harta kekayaan agar menjadi orang kaya dengan niat agar disanjung dan dipuji orang, serta harta tersebut tidak dinafkahkan di jalan Allah SWT. Dalam sebuah hadits, Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Dunia merupakan tempat tinggal orang yang tidak punya tempat tinggal, dan harta bagi orang yang tidak punya harta, dan orang yang tidak punya kebajikan akan menimbunnya." (HR Ahmad dan Baihaqi).

Sumber: