Ngaku Jadi Korban Begal, Polisi Ungkap Kejanggalan
Pasuruan, memorandum.co.id - Saat ini, lagi ramai dibicarakan masyarakat Kluwut, Kecamatan Wonorejo. Yakni, kabar ada seorang perempuan desa setempat yang mengaku menjadi korban begal pada Kamis (4/5/2023). Hal ini juga sempat menarik perhatian Polsek Wonorejo untuk mendatangi korban di rumahnya. Sempat beredarnya isu di masyarakat, ada perempuan yang menggendong anaknya menjadi korban begal disamping pabrik tahu desa setempat. Saat itu, korban tidak melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib. Namun karena menjadi isu yang cukup viral, akhirnya Kapolsek Wonorejo, AKP Saiful Anam bersama anggotanya mendatangi rumah korban. Perempuan dengan inisial MH (36) itu mengaku telah menjadi korban begal di dekat pabrik tahu. Ia mengaku motor yang dibawa begal tersebut berjenis motor matic. Kepada keluarganya saat itu mengaku sempat melakukan perlawanan dengan dua orang begal yang bersenjata tajam. Bahkan, MH yang sedang menggendong anaknya balita sempat memperlihatkan luka gores pada lengan kanannya. "Kami sudah mendatangi rumah korban untuk meminta keterangan. Kabar yang kami terima ada seorang perempuan yang sedang menggendong anak balita telah menjadi korban begal," terang AKP Saiful Anam yang dihubungi Sabtu (6/5) kemarin. Kepolisian Polsek Wonorejo pada Jumat (5/5) sempat meminta keterangan korban terkait peristiwa tersebut. Korban menceritakan bahwa pada Kamis (4/5) siang, ia pergi ke minimarket dengan membawa motor Honda Beat untuk membeli keperluan bayinya. Sepulang dari minimarket yang berjarak sekitar 4 Km dari rumahnya, ia langsung kembali pulang. Namun sesampainya di jalan masuk ke desanya atau disamping pabrik tahu, ia dihentikan oleh 2 orang yang tak dikenalnya. Dua orang tersebut langsung meminta motornya dengan mengancam korban menggunakan senjata tajam. Dari keterangan korban, polisi menyatakan ada kejanggalan terkait dengan cerita korban. Dari kronologis kejadian yang diceritakan, polisi menuju minimarket sesuai dengan cerita korban untuk mengecek hasil rekaman kamera CCTV yang terpasang di depan minimarket. Nah, dari rekaman selama sehari atau Kamis (4/5), polisi tidak menemukan adanya gambar kedatangan korban ke minimarket yang diceritakan korban. Polisi juga melakukan pengecekan di TKP sesuai pengakuan. Ketika di TKP, polisi kesulitan untuk menemukan saksi. Mengingat di jalan tersebut tergolong sepi. Kejanggalan lain, korban MH mengaku juga kehilangan KTP yang saat itu ada di dalam jok motor yang dibawa lari begal. Ketika ditelusuri bahwa KTP korban ternyata digadaikan pada 4 Mei 2023 lalu. Lalu luka yang menurut korban sebagai luka akibat melakukan perlawanan terhadap dua begal tersebut, setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata hanya luka goresan pada jarinya. Pihak kepolisian dari Polsek Wonorejo juga melakukan pengecekan kepada salah satu bank pembiayaan kredit. Dan pihak bank mengatakan bahwa benar motor yang ditanyakan pihak kepolisian tersebut untuk pembiayaan kreditnya ada di perusahaannya. “Jadi, keterangan dari pihak bank mengatakan jika motor tersebut pernah disita. Karena harus melakukan pembayaran tunggakan selama 2 bulan. Setelah terbayar motor tersebut dikembalikan ke pihak nasabah lagi," lanjut Kapolsek setelah konfirmasi ke pihak bank yang dimaksud. MH (36) yang mengaku bahwa motor yang hilang masih belum lunas kredit oleh polisi diminta untuk menunjukkan bukti kepemilikan kendaraan motor tersebut. Juga minimal bukti angsuran. Namun MH mengelak dan tidak bisa menunjukkannya. Dengan kejanggalan tersebut, Kapolsek meminta kepada korban untuk datang ke Mapolsek Wonorejo untuk membuat laporan resmi. “Kita mengundang korban MH ke mapolsek untuk membuat laporan resmi. Setelah itu, kita bisa bergerak untuk melakukan penyelidikan terkait posisi motor tersebut saat ini. Dan jika korban melakukan kebohongan dengan menyebar kabar menjadi korban begal, maka MH harus melakukan klarifikasi terkait kabar bahwa dirinya telah menjadi korban begal,” tegasnya. (kd/mh)
Sumber: