Pakar Sosiologi: Penggandaan Uang Bentuk Perilaku Menyimpang

Pakar Sosiologi: Penggandaan Uang Bentuk Perilaku Menyimpang

Ali Imron Surabaya, memorandum.co.id - Di era digitalisasi ini fenomena penggandaan uang masih saja terjadi. Korbannya banyak. Begitu pun pelaku baru yang terus bermunculan dalam 1 dekade ke belakang ini. Pakar sosiologi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Ali Imron SSos MA berpendapat bahwa fenomena sosial penggandaan uang merupakan suatu bentuk perilaku deviasi atau menyimpang. Setidaknya, ada dua penyebab yang mendasari mengapa fenomena tersebut masih terjadi pada era serba digital ini. “Jadi fenomena penggandaan uang itu suatu bentuk perilaku yang menyimpang atau bahasanya deviasi. Ada dua penyebabnya. Yakni, sosialisasi yang tidak berjalan sempurna dan adanya sub kebudayaan menyimpang,” terang Ali Imron, Jumat (7/4/2023). Ali menjelaskan, proses sosialisasi yang tidak berjalan sempurna tersebut terjadi dalam dua lingkungan. Pertama, lingkungan primer atau keluarga. Kedua, lingkungan sekunder atau masyarakat. “Jadi karena proses sosialisasi nilai dan norma kehidupan itu tidak berjalan dengan sempurna, maka menimbulkan fenomena semacam ini (penggandaan uang),” tuturnya. Faktor lainnya, lanjut Ali, yaitu dikarenakan sub kebudayaan menyimpang. Artinya, pelaku tersebut mempelajari tentang penggandaan uang dari masyarakat atau meniru pelaku lainnya yang telah melakukan kegiatan menyimpang serupa. “Motif atau tujuannya bisa bermacam-macam. Bisa karena ekonomi atau gaya hidup,” tandas dosen yang tengah menempuh pendidikan S3 Sosiologi di Universitas Brawijaya Malang ini. Lantas, upaya preventif untuk menangkal korban fenomena ini menurut Ali adalah salah satunya kehadiran dan kepedulian anggota keluarga. Yakni, dengan memberikan revitalisasi sosialisasi dan pemahaman bahwa tidak ada sesuatu yang dapat diraih dengan instan apalagi uang. “Orang tua atau keluarga punya peran yang sangat penting untuk mengatasi persoalan ini. Misal dalam bentuk pengendalian sosial itu tidak terjadi, maka revitalisasi sosialisasi dalam keluarga menjadi upaya preventif yang sangat penting,” tuntasnya. (bin)

Sumber: