Etika dan Moralitas

Etika dan Moralitas

Oleh : drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM Presiden Nusantara Gilang Gemilang Founder RSU Wajak Husada   Dialah Tsumamah bin Utsal al-Hanafi, salah seorang pembesar orang-orang Arab di Zaman jahiliyah pemuka Bani Hanifah yang terpandang, ia adalah raja Yamamah yang perintahnya senantiasa ditaati. Dalam proses penaklukan kota Makkah, Tsumamah ini tanpa disengaja tertangkap oleh pasukan kaum muslimin yang sedang mengadakan patroli. Tsumamah tertangkap saat ia hendak melakukan perjalanan untuk melaksanakan umroh. Singkat cerita, Tsumamah ini ditawan, dan dalam proses penawannya itu Rasulullah dan para sahabat memperlakukan dengan sangat terhormat. Tsumamah diberi makanan terbaik dan pelayanan terbaik, sampai pada akhirnya, Rasulullah membebaskan Tsumamah tanpa syarat. Pembebasan Tsumamah tanpa syarat inilah yang menyebabkanya bersyahadat dan masuk ke dalam Islam. Seperti pada umumnya, saat itu orang melakukan umroh dengan bertalbiyah kepada berhala-berhala. Kehadiran Tsumamah saat umroh saat itu cukup menggemparkan para tokoh dan masyarakat, hal ini dikarenakan kalimat Talbiyah yang dilantunkan oleh Tsumamah adalah kalimat Talbiyah sebagaimana seorang muslim. “Kamu telah murtad Tsumamah”, teriak para tokoh Arab waktu itu, dan seketika Tsumamah ditawan karena dianggap membahayakan keyakinan mereka. Mereka tidak tahu bahwa Tsumamah ini adalah Raja Yamamah, dan Yamamah ini adalah sebuah negara yang menjadi pemasok satu-satunya kebutuhan bahan pokok warga Makkah. “Sampaikan kepada semua penduduk Yamamah, mulai hari ini stop mengirim kebutuhan bahan pokok ke Makkah”, ujar Tsumamah kepada salah seorang utusannya. Dalam waktu yang tidak lama, perekonomian Makkah lumpuh total, barang-barang kebutuhan pokok melambung tinggi, masyarakat bergejolak. “Wahai Tsumamah, suruhlah rakyatmu untuk mengirim kembali bahan makanan ke Makkah”, berkata salah seorang tokoh Quraisy kepada Tsumamah. Singkat cerita setelah melalui negosiasi yang panjang, Rasulullah SAW melalui suratnya berkirim surat kepada Tsumamah untuk membuka kembali embargo ekonomi yang ia lakukan. Penggalan cerita Raja Yamamah diatas memberikan sebuah gambaran kepada kita betapa pentingnya etika dan moralitas, dan ibadah puasa Ramadan mengajarkan kepada kita tentang ketinggian etika dan moralitas tersebut. (*)  

Sumber: