Kesal Tak Diperbaiki, Warga Pinggirsari Tanam Pisang di Jalan Rusak
Tulungagung, memorandum.co.id - Warga Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru, menanam pohon pisang di jalan provinsi yang menghubungkan Ngantru dan Blitar itu. Tindakan ini diambil karena jalan tersebut rusak. "Ini sekaligus merupakan bentuk kekesalan warga, sebab jalan di sini sudah lama rusak tapi tak kunjung diperbaiki," ujar Imam, warga setempat, Selasa (7/3/2023). Menurut pria 40 tahun itu, mulai dari perbatasan Desa Bendosari ke timur masuk Desa Pinggirsari, hingga di Desa Pakel arah Kabupaten Blitar, sudah sering terjadi kecelakaan tunggal karena jalan rusak. "Kecelakaannya itu ketika turun hujan, terus juga saat malam, maupun waktu dini hari," lanjutnya. Menurut Imam, dalam seminggu terakhir ini saja sudah tiga kali terjadi kecelakaan tunggal. Yaitu pengendara sepeda motor yang terperosok lubang jalan. "Jalan rusak berlubang ini sering makan korban. Setahu saya dalam seminggu di sekitar sini ada tiga kali kecelakaan. Karena lubangnya cukup dalam dan lebar. Di saat hujan tergenang air, lubangnya tidak kelihatan. Sehingga motor yang lewat jatuh dan korbannya yang sering terjadi adalah mengalami luka-luka," terang Imam. Selain menanam pohon pisang, menurutnya, warga juga sering menambal jalan yang berlubang itu menggunakan pasir dan semen. Hal itu dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan. "Saya berharap jalan provinsi yang rusak ini ada perhatian dari pemerintah untuk segera diperbaiki. Agar tidak terjadi kecelakaan terus menerus," pintanya. Terpisah, Kepala Desa Pakel, Kecamatan Ngantru, Kasenur juga menyampaikan kondisi yang sama terjadi di jalan provinsi di desanya. Penanaman pohon pisang di ruas jalan yang berlubang itu bentuk kekesalan warga. Karena sering menjadi penyebab kecelakaan. "Tidak hanya di Pinggirsari, di Desa Pakel kondisinya juga hampir serupa. Jalannya banyak yang berlubang dan menyebabkan kecelakaan," ucapnya. Kasenur berharap kondisi jalan provinsi ini segera mendapat perhatian dari dinas terkait untuk diperbaiki. Sehingga, kendaraan roda dua yang melintas tidak cemas karena takut terperosok dan terjatuh. (kin/mad)
Sumber: