Tempa Prajurit Tempur, Pangdam V/Brawijaya Apresiasi Sikatan Warrior
Surabaya, Memorandum.co.id - Kemampuan prajurit tempur Batalyon Infantri (Yonif) 500/Raider diasah dalam program latihan tingkat perorangan atau lator di lapangan Yonif Raider 500/Sikatan, Jumat (24/2). Dengan dikemas dalam Sikatan Warrior, para prajurit tempur ini diuji kemampuan dengan berbagai macam halang rintang. Selain kemampuan invidual, kekompakan dan kecepatan masing-masing kompi prajurit tempur ini menjadi tolok ukur di lapangan yang diibaratkan medan pertempuran. Di hadapan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf dan pejabat utama (PJU) Kodam V/Brawijaya, lima kompi yang terdiri dari Kompi Macan (Markas), Kompi Anggora, Kompi Badak, Kompi Cobra, dan Kompi Banteng (Bantuan) melewati halang rintang. Mulai dari turun dari helikopter, pergantian perlengkapan (dari helm baja dan senjata berganti dengan topi rimba, rompi serbu, dan senjata serbu (SS) 1V3 ) dengan berat total sekitar 8 kg, menuju ke rintangan ban, mengevakuasi korban, merayap tali satu, tarik beban dari ban, merayap, melintasi jaring pendarat, berlari membawa kotak amunisi seberat 10 kilogram dan finish. Dalam Sikatan Warrior itu, juara 1 diraih Kompi Cobra dengan waktu 7 menit 32 detik. Disusul juara 2, yaitu Kompi Anggora dengan kecepatan waktu 8 menit 47 detik, dan juara ketiga dari Kompi Banteng dengan kecepatan waktu 10 menit 30 detik. Kegiatan itu diapresiasi Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, M.A. Dalam amanatnya, bahwa ia memberikan nilai positif di mana permainan seorang tentara adalah seperti ini (Sikatan Warrior). “Terima kasih kepada Danyon 500 yang mempunyai inovasi, kreasi, dan kreatif untuk membina prajurit dalam tingkat perorangan. Saat ini kita sedang melaksanakan program latihan tingkat perorangan atau lator,” ujar perwira tinggi (pati) bintang dua ini. Pangdam V/Brawijaya merasa bangga dengan prajurit tempurnya yang melaksanakan program ini dengan baik. “Di sini akan kelihatan kalian punya integritas atau tidak. Kalian punya dedikasi atau tidak. Bukan soal kekuatan, kekuatan fisik itu dipicu oleh mind (atau pikiran),” jelasnya. Lanjut pati asal Bangkalan, Madura ini, jika yakin dan kuat, pasti kuat. “Rintangan terakhir kamu mengangkat amunisi itu. itu sudah kekuatan terakhirmu. Kalau hatimu bilang, saya bisa pasti bisa. Kalau kamu sudah melemah, saya tidak kuat, maka kamu tidak bisa. Kalau perlu merayap pun kamu angkat itu (amunisi), baru permainan prajurit,” tegasnya. Di akhir amanatnya, Mayjen TNI Farid Makruf, M.A, meminta semua prajurit untuk menekuni kegiatan ini. “Kamu untuk meraih juara, kamu harus berlatih. Laksanakan terus latihan seperti ini. Tingkatkan, saya senang kalau prajurit berlatihnya seperti ini. Inilah kehidupan sehari-hari prajurit pasukan tempur,” pungkas Mayjen TNI Farid Makruf, M.A,. (fer)
Sumber: