Robert Simangunsong Mundur Sebagai Ketua DPD NasDem Surabaya
Surabaya, memorandum.co.id - Kondisi internal DPD NasDem Surabaya kian meruncing. Setelah 8 wakil ketua DPD dan sejumlah ketua DPC mengundurkan diri, kini giliran Robert Simangunsong (RS) yang memutuskan untuk tidak lagi menjabat sebagai ketua DPD NasDem Surabaya. Keputusan RS tersebut belum resmi. Baru disampaikan melalui WhatsApp Group (WAG) internal DPD NasDem Surabaya pada Selasa (7/2/2023) sore. Berdasarkan tangkapan layar yang diperoleh memorandum.co.id dari salah satu kader NasDem, RS menulis pesan pamit kepada anggota grup. "Assalamualaikum wr wb, salam siang kk semuanya salam sehat salam Restorasi. Dengan ini saya sampaikan kpd kk semuanya saya selaku ketua DPD NasDem Kota Surabaya mengundurkan diri jabatan Ketua DPD NasDem," tulis RS dalam WAG internal DPD NasDem Surabaya. Dikonfirmasi terkait hal ini, RS belum memberikan responsnya. Sementara itu, Sekretaris NasDem Surabaya, Dedy Setio, tak membantah kabar tersebut. Namun dirinya juga enggan berkomentar banyak. "Sek sek, aku nggak mengumumkan nang media disek ya. Sabar sek," singkat Dedy. Terpisah, mantan Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu NasDem Surabaya, Onny S D Philippus, mengaku mendapat tangkapan layar tentang pengunduran diri RS sebagai ketua NasDem Surabaya. Kendati demikian, dirinya belum bisa memastikan kebenaran informasi tersebut sebelum ada surat resmi dari yang bersangkutan. "Nanti lihat perkembangan besok. Ditunggu surat resminya dulu," kata Onny. Diberitakan sebelumnya, ada sebanyak 8 pengurus NasDem Surabaya yang memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai wakil ketua bidang, Senin (30/1/2023). Satu di antaranya yakni, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Onny S D Philippus. Dia menegaskan, keputusan kedelapan kader untuk mundur sebagai pengurus bulat. Hal itu, dikarenakan NasDem Surabaya masih dipimpin oleh Robert Simangunsong (RS). "Kalau RS masih memimpin sebagai ketua, maka kami yang akan mengundurkan diri dari kepengurusan. Per hari ini kami memutuskan untuk mundur, tapi kami tetap sebagai kader NasDem," ucap Onny didampingi keempat pengurus lainnya. Sebelumnya, 8 pengurus yang mulai tak percaya dengan kepimpinan ketua DPD NasDem Surabaya telah bersurat ke DPP NasDem pada 19 Desember 2022. Isinya memohon agar ada penggantian jabatan ketua DPD NasDem Surabaya. Pasalnya, RS dinilai tidak mampu menahkodai pengurus di tingkat DPD, DPC (kecamatan), maupun DPRt (ranting). Surat tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh DPW NasDem Jatim dengan menggelar rapat pada 16 Januari 2023. Akan tetapi, hasilnya tidak ada pergantian ketua. Hanya meninggalkan 11 catatan yang pada poinnya meminta RS membenahi pola komunikasi antarpengurus dan memperbaiki kepemimpinan. "Keresahan kami tidak mengada-ada bahwa memang ada dasar. Kita tidak menjustifikasi RS, tetapi berdasarkan hasil rapat DPW Jatim, ya memang seperti itu bobroknya NasDem Surabaya di bawah kepemimpinan RS," tandas Onny. Sedikitnya ada 8 hal yang dikeluhkan oleh pengurus terhadap kepemimpinan ketua DPD NasDem Surabaya. Pertama, RS dinilai tidak mampu mengkonsolidasi pengurus harian DPD sesuai SK DPP. Kedua, tidak terciptanya harmonisasi di struktur DPD. Lalu, tidak difungsikannya pengurus DPD sesuai tupoksi personal pengurus, namun lebih pada yang ditunjuk oleh ketua DPD. Selain itu, ketua DPD NasDem Surabaya juga dinilai tidak mampu membentuk DPRt NasDem se-Kota Surabaya yang dibuktikan secara legalitas. Kelima, dana bantuan politik (banpol) tidak pernah dibahas dan dilaporkan pada pengurus harian. Kemudian, suasana kantor DPD NasDem Surabaya disebut tidak mencerminkan suasana kantor parpol yang terbuka dan demokratis. Keenam, kantor juga tak difungsikan sebagai rumah untuk menampung aspirasi rakyat. Dan terakhir, tidak ada rapat-rapat pengurus DPD sesuai AD/ART. "Kami mundur karena tidak mau menjadi tanggung jawab moral apabila target Nasdem Surabaya pada Pemilu 2024 gagal karena masih dipimpin RS," kata Onny. (bin)
Sumber: