Nama dan Foto WA Dicatut Penipu, Wartawan Senior Lapor Polisi

Nama dan Foto WA Dicatut Penipu, Wartawan Senior Lapor Polisi

Surabaya, memorandum.co.id - Yousri Raja Agam (73), warga Jalan Rangkah, mengaku namanya dan fotonya dicatut oleh penipu di aplikasi WhatsApp (WA) dan digunakan menipu adiknya, Desi Desmiarti yang tinggal di Singapura. Pelaku mengajak adiknya untuk berbisnis jual beli HP merek Iphone, Ipad, laptop, yang ternyata fiktif. Akibatnya, adik Yousri mengalami kerugian Rp 190 juta.  "Uang sebesar Rp 190 juta dikirim adik saya melalui rekening BCA," ungkap Yousri, Minggu (15/1/2023). Tidak terima nama dan fotonya dicatut, Yousri kemudian membuat laporan ke Polrestabes Surabaya. Sedangkan Desi, adik Yousri juga melaporkan penipuan ini ke kepolisian di Singapura. "Pelaku mencatut foto dan nama saya, tapi nomor HP-nya berbeda," jelas Yousri yang berprofesi sebagai wartawan ini. Berdasarkan pesan Whatsapp, kejadian bermula pelaku mengirim pesan WhatsApp ke nomor Desi menggunakan nama Yousri pada Kamis (12/1/2023) malam. Awalnya hanya menanyakan kabar Desi di Singapura. Karena Desi capek pulang kerja malam, lagian tidak ada pembicaraan yang penting, sehingga menyudahi obrolan. Pada Jumat (13/1), pelaku kembali mengirim pesan ke nomor HP Desi untuk mengajak join patner. Yakni bisnis sampingan sebagai suplier barang elektronik HP merek Iphone XR, Macbook, Ipad, Kamera Canon, dll. "Pelaku mengaku punya bisnis sampingan sebagai suplier kepada adik saya dan menjual barang-barang elektronik," kata Yousri. Dalam pesan WA tersebut, kata Yousri, pelaku mengiming-imingi keuntungan 50%-50%, sehingga membuat Desi tertarik. Pelaku kemudian menjelaskan tugas kepada Desi untuk melobi customer bernama Pak Halim, pengusaha sukses asal Glodok Jakarta. Rencananya bisnis ini pelaku dan Desi uang menyuplai barang-barang ke Halim. "Pelaku juga memastikan kepada adik saya, jika Pak Halim mau order jenis iPhone xr 128 gb sekitar 100-150 unit. Untuk harga jual sebelumnya ke Pak Halim minta harga Rp 2,5 juta," kata Yousri. Pelaku lantas minta kepada Desi untuk melobi Pak Halim tersebut untuk menaikkan harga jadi Rp 3,5 juta. Bila di bawah harga tersebut Desi disuruh cancel saja. Kemudian pelaku menyuruh Desi chatting untuk menawarkan harga barang ke Pak Halim sesuai yang diminta. Setelah itu Desi disuruh menunggu telepon dari Pak Halim. Supaya yakin pelaku kenal dengan Pak Halim, lebih dulu meneleponnya untuk membicarakan harga barang. Dari sini Yousri curiga karena dia menduga Pak Halim adalah teman pelaku (komplotan penipu). Terbukti, setelah dihubungi oleh pelaku, Pak Halim langsung menghubungi Desi. "Pelaku meyakinkan adik saya bila Pak Halim ini relasi tetapnya. Dan sudah beberapa kali deal bisnis dengannya. Bahkan sebelumnya pelaku juga suplai barang ke beberapa toko milik Pak Halim," jelas Yousri. Setelah penawaran itu, Desi dihubungi oleh Pak Halim dan minta harga Rp 3,4 juta. Tapi dalam penawaran Desi melobi seperti harga yang diminta pelaku. Hingga Desi akhirnya bisa melobi Pak Halim dengan harga Rp 3,5 juta per unit HP. Barang yang dipesan HP iphone xr 128gb sebanyak 150 item warna campur dan kamera Canon 50 unit. "Pembayarannya Pak Halim minta ke adik saya memakai sistem pembayaran dua tahap," jelas Yousri. Tahap awal dikasih dp 30% sebelum ambil barang,70% setelah sudah cek barang oke dan sudah terima surat jalan. Semuanya itu pelaku yang mengurusnya. Merasa tergiur iming-iming 70 persen, pelaku menyuruh kirim uang melalui rekening Bank DBS milik akun Desi. Tahap pertama pelaku menyuruh Desi kirim uang melalui Bank BRI dan BCA sebesar Rp 190 juta. Dari total semua harga barang sebesar Rp 700 juta. "Saat transfer ke nomor rekening itu adik saya minta bantuan dua temannya di Singapura," tuturnya. Di saat transfer, bersamaan itu pelaku saling chatting di WA dengan Desi dan mengaku barang dalam proses kirim ke gudang Pak Halim di Jakarta.Setelah semua uang ditransfer, pelaku menyuruh Desi istirahat dan bagi hasil keuntungan akan diomongkan keesok harinya. Tak berselang lama, Desi mulai curiga dan bertanya kepada pelaku apakah yang chatting dengannya benar-benar Yousri karena fotonya Yousri, namun nomornya beda. Bahkan Desi minta video call pelaku, tapi tidak mau dan malah marah. "Kata pelaku benar ini Yus. Saat diajak video call bilang kok gitu, day yus nggak ngerti," ucap Yuosri. Selanjutnya, dihubungi lagi nomor pelaku sudah tidak aktif dan dichatt juga tidak dibalas. Kemudian melapor ke kepolisian di Singapura, sedangkan Yousri melapor ke Polrestabes Surabaya. Ditangani unut Jatanras atau Resmob belum tahu."Saya sudah lapor Polrestabes Surabaya. Saya sudah, tapi saya hanya diberi surat tanda laporan saja. Nanti saya akan dihubungi lagi oleh petugas," tandas Yousri. Terpisah, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana saat dikonfirmasi adanya laporan tindak penipuan dihubungi via WA maupun telepon belum direspons. Sementara Kanitresmob Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Zainal Abidin mengatakan, belum menerima laporan tersebut. "Belum menerima laporan itu," kata Abidin. Mantan Kanitresmob Polsek Sukolilo, tersebut menjelaskan, jika sudah diberi surat keterangan penerimaan pengaduan maka masih belum ditentukan tindak pidana dan locus delectinya. "Baru setelah ditemukan dua unsur tersebut, maka akan dilimpahkan ke unit apa. Kalau kasus penipuan semua unit bisa menanganinya," tandas Abidin. (rio)

Sumber: