Kemenkes Ajak 36 Rumah Sakit Berguru Manajemen ke RSUD dr Iskak Tulungagung

Kemenkes Ajak 36 Rumah Sakit Berguru Manajemen ke RSUD dr Iskak Tulungagung

Tulungagung, memorandum.co.id - Selama dua hari sejak Senin (9/1) hingga Selasa (10/1), Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Azhar Jaya mengajak 36 direktur rumah sakit se Indonesia untuk belajar tentang manajerial kerumahsakitan di RSUD dr Iskak Tulungagung. Puluhan direktur rumah sakit ini diajak belajar mengadopsi manajemen RSUD dr Iskak Tulungagung yang dinilai sudah mampu menerapkan beragam kebijakan tanpa mengesampingkan pelayanan kesehatan, termasuk untuk pasien BPJS. Ditemui usai kunjungannya, Dirjen Kemenkes RI, Azhar Jaya mengatakan kebijakan manajerial RSUD dr Iskak Tulungagung menjadi contoh karena, manajerial di rumah sakit ini sangat baik walaupun berada di daerah. "Kemenkes dan 36 RS vertikal datang untuk mempelajari sistem terbaik di Tulungagung. Kami belajar dan kami hadir ke sini untuk mengambil kebijakan yang bagus untuk dibawa ke nasional," terangnya. Pihaknya menyebut, manajemen soal renumerasi, kemudian tata kelola dan manajemen soal unit cost yang relevan dan masuk akal. Serta kebijakan manajemen soal aturan lain termasuk efektifitas manajemen dalam memberikan layanan kepada pasien, merupakan terobosan yang bisa disempurnakan dan diadopsi untuk diterapkan di rumah sakit lain yang ada di Indonesia. “Akan kita adopsi dan kita kaji di tingkat pusat, untuk diadopsi menjadi kebijakan dan standart yang bisa diterapkan di rumah sakit lain," tuturnya. Azhar menjelaskan, dalam waktu dekat, maksimal bulan Februari 2023, akan ada standart manajemen yang bisa ditiru dan diterapkan oleh masing-masing rumah sakit di Indonesia, yang mengadopsi kebijakan di RSUD dr Iskak Tulungagung. Sementara itu, Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, Supriyanto mengatakan, dipilihnya RSUD dr Iskak Tulungagung sebagai rumah sakit percontohan manajerial oleh Kemenkes, bukan tanpa alasan. Sebab rumah sakit di Indonesia yang telah menerapkan manajemen yang paripurna dengan efektifitas dan efisiensinya adalah RSUD dr Iskak Tulungagung. “RSUD dr Iskak jadi percontohan dan row model kerumahsakitan di Indonesia. Sebab untuk masyarakat sejahtera harus ada save comunity, dan RSUD dr Iskak sudah paripurna dalam melaksanakan hal ini. Sehingga, Kemenkes ke sini melalui dirjen dan rumah sakit di bawah kementerian diajak untuk sharing perbaikan layanan," ujarnya. Dokter Supriyanto menyebut, selama setahun lebih, dari Rp 100 triliun uang pasien asal Indonesia habis untuk biaya perawatan di luar negeri. Padahal jika layanan kesehatan Indonesia mampu menjadi layanan kesehatan yang dipercaya, maka pasien tidak perlu lagi keluar negeri untuk berobat. "Ada Rumah Sakit Hasan Sadikin, Sanglah, Harapan Kita, kemudian Rumah Sakit Fatmawati dan Persahabatan, serta rumah sakit lain," ucapnya. Pihaknya yakin, semua kebijakan manajemen RSUD dr Iskak Tulungagung bisa dicontoh oleh rumah sakit lain, tergantung keseriusan dalam menerapkan manajemen yang sudah ada tersebut. "Tergantung bagaimana keseriusan rumah sakit itu mengkloning sistem yang sudah ada," pungkasnya. (fir/mad)

Sumber: