Jangan Ada Lagi Salah Kaprah dalam Beragama

Jangan Ada Lagi Salah Kaprah dalam Beragama

Lamongan, memorandum.co.id - Bupati Fadeli berharap  masyarakat Lamongan yang dikenal agamis, tidak salah kaprah dalam menerjemahkan berjuang dalam agama. Karena itu, harus ada pendekatan-pendekatan yang lebih humanis kepada mereka yang terpapar radikalisme. Hal itu disampaikannya saat membuka seminar kebangsaan bertajuk Bersama Menangkal Bahaya Radikalisme/Terorisme di Pendopo Lokatantra, Rabu (27/11). Hadir dalam seminar yang digelar Dandim 0812 Letkol Inf Sidik Wiyono, Kapolres AKBP Feby DP Hutagalung, dan Direktur Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) Ali Fauzi Manzi. Bupati Fadeli mengapresiasi penuh usaha yang telah dilakukan pihak TNI, Polri, dan seluruh elemen masyarakat yang terus berupaya mencegah timbulnya paham-paham radikalisme terorisme, sehingga menciptakan suasana aman dan kondusif di Kabupaten Lamongan. “Terima kasih kepada seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, khususnya jajaran TNI dan Polri yang bekerja 24 jam non stop demi mempertahankan Lamongan tetap aman dan nyaman,” ungkapnya. Sementara sebagai salah satu orang yang terlibat langsung dalam aksi radikalisme dan terorisme, Ali Fauzi Manzi, menuturkan akar terorisme tidaklah tunggal, bahkan saling berkaitan. Karena itu cara penanganannya juga  tidak bisa dilakukan dengan metode tunggal. Harus melalui banyak aspek, perspektif dan metodologi. “Sebagai orang yang pernah terlibat secara langsung, penanganan terorisme tidak dapat dilakukan dengan metode tunggal. Ibarat sebuah penyakit, terorisme ini termasuk penyakit yang sudah mengalami komplikasi, butuh dokter spesialis dan juga kampanye pencegahan dari orang yang pernah mengalami penyakit ini,” tuturnya. Dandim Letkol Inf Sidik Wiyono di kesempatan itu mengajak seluruh elemen masyarakat meningkatkan pemahaman tentang kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kerangka NKRI. Dia mengajak untuk menanamkan rasa nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari serta berperan aktif dalam sistem kewaspadaan dini dan cegah dini. Yakni dengan berperan aktif mengatasi dan melaporkan gejala-gejala yang mengarah kepada radikalisme terorisme. Seminar sehari tersebut diikuti ratusan pemuda mulai dari mahasiswa dan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Lamongan. Kemudian Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Banser dan Kokam, perwakilan perguruan pencak silat, serta perwakilan sejumlah takmir masjid. (*/udi)

Sumber: