Ibadah Haji 2023, Ini Kesiapan PHU Jatim
Surabaya, Memorandum.co.id - Kemenag Jatim terus memantapkan sejumlah persiapan pelaksanaan ibadah haji 1444 H/2023. Melalui Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Haris sejumlah persiapan telah dilakukan antara lain pihaknya sudah berkoordinasi dengan kantor kesehatan pelabuhan maupun dinas kesehatan Provinsi Jawa Timur. "Kita juga sudah melakukan penilaian kesehatan di asrama haji. Untuk tahap pertama kemarin kita sudah melaksanakan pemeriksaan kesehatan dari sisi kebersihan lingkungan asrama haji mulai dari halaman, kamar dan dapur dan sebagainya," kata Haris diwawancarai Memoramdum, Rabu (28/12). Persiapan lain , lanjut Haris, PHU sudah melakukan pemetaan untuk jamaah haji untuk tahun 2023. Karena bagaimanapun pihaknya masih menunggu keputusan kouta jamaah dari arab saudi tentunya. "Karena pada tahun 2022 lalu yang berangkat 46 persen dengan jumlah seratus ribu limapuluh satu jemaah. Kalau di Jawa Timue kemarin enam belas ribu empat puluh depalan jemaah," jelasnya. Berikutnya pihaknya juga sudah koordinasi dengan otoritas bandara, angkasapura. "Kemarin kita juga melihat lokasi untuk kesiapan di bandara Juanda terkait persiapan karena memang di bandara Juanda ada perbaikan landasan untuk pesawat haji. Karena pesawat haji airbus yang besar sehingga perlu ada persiapan persiapan khusus untuk landasan pacunya," imbuhnya. Disanping itu PHU Jatim juga memberikan bimbingan manasik haji melalui peran para penyuluh, Kepala KUA serta para Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) di kabupaten/kota untuk melakukan persiapan ibadah haji tahun mendatang. "Harapan kita 100 persen jemaah kita sudah siap pada pelaksanaan ibadah haji tahun depan. Jadi perintahnya Pak Menteri maupun Pak Kakanwil kita persiapkan 100 persen sudah siap," imbuhnya. Ia lebih lanjut menuturkan bahwa jemaah di Indonesia 220 ribu dan untuk Jawa Timur itu total adalah 35.152 jemaah yang dipersiapkan. "Dari sisi perangkat, kita sudah sampaikan ke daerah perangkat perangkat yang berkaitan dengan layanan haji seperti bantuan laptop, sarana dan prasarana, kita juga bantu untuk masing masing kemenag untuk sarana prasarana bimbingan manasik haji. Jadi itu persiapan persiapan yang sudah kami lakukan," imbuhnya. Saat ini, pihaknya masih menunggu kouta haji. Begitu ada informasi kouta haji, PHU Jatim segera melakukan kondinasi dengan steakholder lintas sektor yang berkaitan dengan layanan jemaah. "Apakah itu secara internal kita dengan kepala seksi dan kepala kemenag kabupaten kota se jatim, kalau lintas sektor tentu dengan kementrian yang memang selama ini terlibat pelaksanaan ibadah haji baik itu dari otiritas bandara, angkasapura, kementrian kesehatan, imigrasi, itu kita kordinasi untuk kesiapan dan persiapan jemaah. Pada intinya jatim siap dengan keberangkatan jemaah," jelasnya. Selain itu, Abdul Haris mengungkapkan saat ini Kantor Wilayah Kemeneterian Agama Jawa Timur baru saja meluncurkan program Sajadah Wali (Sapa Jemaah Haji Dalam Waiting List). Program ini ditujukan kepada seluruh jemaah haji yang masuk dalam masa tunggu keberangkatan ke Tanah Suci. Dalam program ini, pemerintah akan terus hadir dalam memberikan bimbingan manasik haji melalui peran para penyuluh, Kepala KUA serta para Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) di kabupaten/kota. “Untuk saat ini, kami mempunyai program Sajadah Wali, Sapa Jemaah Haji Dalam Waiting List. Jadi kami akan sharing dengan jemaah yang sedang dalam masa tunggu. Kami kerjasama dengan para penghulu, kepala KUA, dan dengan Kasi PHU Kab./Kota untuk menyapa jemaah, bukan dalam rangka memberikan manasik haji, tapi lebih kepada memberikan semangat kepada jemaah-jemaah tersebut,” jelas Hais. Terkait evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 1443H/2022 sebagai daerah dengan jemaah haji pendaftar terbanyak, pihaknya terus memberikan inovasi kemudahan penyelenggaraan haji kedepannya. “Alhamdulillah, kami terus melakukan evaluasi dan persiapan, diantaranya proses upgrade layanan ditingkat embarkasi. Salah satunya yang kami lakukan pada penyelenggaraan haji tahun 2022 yaitu pemindahan tempat berkumpulnya jemaah dari lantai 2 ke Gedung Muzdalifah,” Haris menambahkan, perpindahan ini merupakan intruksi langsung dari Sekjen. Proses jemaah yang tadinya berjalan selama 6 jam akhirnya dapat dipangkas hingga 2 jam. Hal tersebut juga berpengaruh pada pelayanan penerimaan dan pemberangkatan jemaah yang lebih mudah dan cepat, serta jemaah juga bisa beristirahat lebih awal di embarkasi. “Setelah mengevaluasi pelayanan, kami saat ini mulai berusaha untuk memprioritaskan pelayanan untuk para jemaah usia lanjut, sakit dan disabilitas. Pengadaan kendaraan dengan kursi terpisah kami sedang coba ajukan. Kendaraan ini akan digunakan untuk mempermudah proses perpindahan jemaah tersebut dari pesawat ke tempat tujuan serta meminimalisir resiko sehingga jemaah tidak merasa kesulitan karena harus dibopong dari pesawat ke mobil ambulance,” terang haris. (alf)
Sumber: