Terima 34.622 Laporan Phising Selama 5 Tahun, IDADX: Lembaga Pemerintah Paling Sering Diserang

Terima 34.622 Laporan Phising Selama 5 Tahun, IDADX: Lembaga Pemerintah Paling Sering Diserang

Surabaya, memorandum.co.id - Selama kuartal ketiga (Q3) periode Juli-September 2022, Indonesia Anti-Phishing Data Exchange (IDADX) yang dikelola oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) membeberkan, terdapat 7.988 laporan phishing di Indonesia. Sedangkan dalam kurun waktu lima tahun, tercatat hingga tanggal 30 September 2022 terdapat 34.622 laporan tren phishing terutama domain .id yang dikumpulkan pada dashboard IDADX. Yang mana sektor paling banyak menjadi sasaran yaitu lembaga pemerintahan. “Laporan ini terus mengalami kenaikan yang cukup besar dari Q2 2022 yaitu sebesar 61% laporan phishing. Negara yang menghosting situs phishing domain .id sebagian besar berasal dari Indonesia, namun terdapat juga dari negara lain seperti United States, Jerman, Singapura, dan lainnya,” ucap Deputi Bidang Pengembangan, Riset Terapan, Inovasi dan Teknik PANDI, Muhammad Fauzi, melalui konferensi pers yang digelar oleh IDADX di Swiss-Belinn Hotel Manyar, Surabaya, Selasa (27/12). Berangkat dari sini, pihaknya mengajak masyarakat lebih mewaspadai ancaman phishing. Terlebih, banyak nama domain phishing yang menggunakan protocol HTTPS. “Pelaku phishing dapat mengelabui korban dengan menggunakan protocol HTTPS agar masyarakat percaya bahwa domain tersebut terpercaya dan aman untuk diakses. Pada Q3 2022 terdapat sebanyak 85% domain phishing menggunakan protocol HTPPS,” terang Fauzi. Di sisi lain, laporan tren phishing Q3 2022 telah diunggah pada website https://idadx.id yang dapat diakses oleh publik. Laporan rutin tersebut dibagikan kepada publik setiap kuartal. "Harapannya masyarakat dapat memantau dan mengetahui bagaimana perkembangan phishing dan dampaknya bagi masyarakat,” tutur Fauzi. Pada kesempatan yang sama, Yudho Giri Sucahyo selaku Ketua PANDI menyampaikan bahwa IDADX adalah sebuah inisiasi untuk meningkatkan keamanan siber nasional dengan memfasilitasi respons global terhadap kejahatan internet di sektor pemerintah, penegakan hukum, industri, dan komunitas internet. “IDADX didirikan sejak Agustus 2021 dan memiliki keanggotaan yang terdiri dari para registrar PANDI, namun tidak menutup kemungkinan kami akan membuka keanggotaan bagi lembaga/organisasi lainnya,” jelas Yudho. Selanjutnya, Yudho menjelaskan bahwa IDADX mengumpulkan data phishing dari beberapa sumber data, keanggotaan IDADX, laporan masyarakat, dan Internet Security Service Provider seperti netcraft, spamcop, dan lain-lain. Selain itu, Yudho mengatakan bahwa IDADX juga mengumpulkan data dari APWG (Anti-Phishing Working Group), dimana IDADX sudah menjadi anggota sejak tahun 2021. “Dengan adanya IDADX ini, kami berharap nama domain .id yang telah mencapai 698.870 nama domain terdaftar per 26 Desember 2022 dapat semakin dipercaya oleh masyarakat. Kami juga akan meningkatkan fitur dan kinerja IDADX, sehingga dapat memberikan informasi phishing yang lebih akurat untuk masyarakat,” kata Yudho. Seperti diketahui, PANDI adalah registri nama domain tingkat tinggi indonesia yang telah mengemban amanat pengelolaan nama domain .id sejak tahun 2006. Jumlah nama domain .id juga telah bertumbuh hingga 698.870 nama domain terdaftar per 26 Desember 2022, seiring dengan matangnya PANDI sebagai salah satu elemen kunci tata kelola internet di Indonesia. "Oleh karena itu, PANDI terus memacu kemajuan penerapan tata kelola dan teknologi di Indonesia, baik dalam aspek jangkauan maupun pembaruan-pembaruan metode yang relevan agar nama domain .id semakin dapat dipercaya," tuntas Yudho. (bin)

Sumber: