Pemkot Surabaya Libatkan Unicef Wujudkan Kota Layak Anak Dunia

Pemkot Surabaya Libatkan Unicef Wujudkan Kota Layak Anak Dunia

Surabaya, memorandum.co.id - Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya berkomitmen memenuhi indikator-indikator sebagai syarat pemenuhan meraih predikat Kota Layak Anak (KLA) tingkat dunia. Salah satu indikator itu adalah keterlibatan berbagai pihak di luar birokrasi dalam mewujudkan kota yang ramah dan berpihak kepada anak-anak. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Surabaya, Tomi Ardiyanto menjelaskan bahwa pemkot menggandeng perwakilan Unicef Indonesia untuk mewujudkan Surabaya sebagai KLA Dunia. "Mereka (Unicef) sangat concern sekali terkait dengan keinginan menjadikan Surabaya Kota Layak Anak, bukan hanya di tingkat nasional, tapi di tingkat internasional, entah itu di level Asia atau Asia tenggara," kata Tomi Ardiyanto, Selasa (20/12). Menurut Tomi, dukungan Unicef, media, NGO atau LSM, sangat penting untuk bisa meraih predikat Surabaya sebagai KLA Dunia. Dengan begitu, Surabaya nanti bisa meraih atau mempertahankan sebagai kota layak anak atau kota ramah anak. Tomi menyatakan, fokus utama sekarang yang dilakukan pemkot untuk memenuhi indikator KLA Dunia adalah dengan mengubah paradigma masyarakat. Melalui upaya itu, pemkot ingin mengajak seluruh elemen mulai dari NGO, LSM hingga media untuk bergerak bersama-sama dalam menyamakan kerangka program mewujudkan Surabaya Kota Layak Anak Dunia. "Kita mengharapkan peran serta dan support dari stakeholder di luar birokrasi. Dalam hal ini, LSM, NGO, dan dukungan teman-teman media. Bagaimana Surabaya secara bersama-sama seluruh elemen bergerak mempunyai kerangka berpikir yang sama menjadikan Surabaya Kota Ramah Anak secara program, secara kegiatan, maupun implementatif di lapangan," paparnya. Tomi juga memaparkan, indikator penilaian agar Surabaya bisa meraih predikat KLA Dunia ini tidak terlalu jauh dengan KLA kategori Utama. Salah satunya adalah indikator pemenuhan Hak Sipil Anak, Hak Anak Mendapatkan Kesehatan, dan Hak Anak Mendapatkan Pendidikan. "Kemudian, dukungan dari seluruh stakeholder juga termasuk salah satu indikatornya (KLA Dunia)," sebut Tomi. Pada tahun 2023, pihaknya mulai menyiapkan seluruh kebutuhan untuk pemenuhan indikator KLA tingkat dunia. Bahkan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah bersurat kepada UNICEF perwakilan Indonesia untuk mengusulkan Surabaya agar diikutsertakan dalam pelaksanaan penilaian kota layak anak tingkat dunia. "Pemerintah Kota Surabaya sudah berkomitmen untuk mengikuti penilaian atau awarding terkait kota layak anak tingkat dunia," tandas Tomi. (bin)

Sumber: