50 Ribu Pelajar Surabaya Nari Remo, Dewan Beri Dukungan

50 Ribu Pelajar Surabaya Nari Remo, Dewan Beri Dukungan

Surabaya, memoramdum.co.id - Anggota DPRD Kota Surabaya, Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am, mengapresiasi rencana kegiatan pemecahan rekor Muri menari remo massal oleh 50.000 pelajar se-Surabaya, yang akan berlangsung pada Minggu (18/12) mendatang di sejumlah lokasi bersejarah. Menurut Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan ini, kegiatan tersebut merupakan salah satu wujud untuk melestarikan warisan budaya. Juga sebagai upaya menarik wisatawan untuk berkunjung ke Surabaya. "Kita sangat mengapresiasi dan bangga terbentuknya gagasan kegiatan ini. Ada banyak nilai sejarah dan filosofi yang bisa dipelajari pada tiap gerakan unik tari remo. Mulai makna perjuangan hingga cara berkomunikasi yang baik dengan masyarakat," tutur Ghoni, Rabu (14/12). Seperti diketahui, Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya berencana melakukan aksi pemecahan rekor Muri. Yakni, melibatkan sebanyak 50.000 pelajar SD-SMP di Surabaya untuk menari remo massal di sejumlah tempat bersejarah. Seperti di Jembatan Suroboyo, Tugu Pahlawan, Jalan Tunjungan, Balai Kota, hingga Alun-alun Kota Pahlawan. Kegiatan ini bahkan bisa disaksikan secara live streaming melalui kanal youtube Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan Sapa Warga Surabaya. Ghoni mengatakan, dari sisi sejarah, dia mengajak masyarakat meneladani perjuangan arek-arek Suroboyo pada 10 November 1945. Yang kala itu begitu gigih dan berani mengusir datangnya penjajah. Hingga kemerdekaan bisa direbut lagi. Karena itu, Ghoni mendorong generasi muda, utamanya warga Kota Pahlawan, betul-betul menginspirasi pejuang tempo dulu. Caranya dengan berkreasi dan berinovasi untuk kemaslahatan bersama. "Saya sangat mendukung pelaksanaan ini, apalagi digelar di beberapa titik tempat bersejarah," beber Ghoni. Di samping itu, politisi muda yang duduk di kursi Komisi C ini berharap, kegiatan massal tersebut jadi pelecut bagi stakeholder di Surabaya. Menggugah untuk lebih mendukung program pemkot. Terutama upaya memulihkan perekonomian yang sempat meredup pascapandemi Covid-19. Dengan begitu, sambung Ghoni, jadi momentum yang baik untuk memperkuat aspek gotong royong membangun metropolis. Menjadi kota yang semakin lebih baik ke depannya. "Sehingga Surabaya jadi kota baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," tuntas Ghoni. (bin)

Sumber: