Cegah Kelompok Remaja Bersajam, Wali Kota Surabaya: Kita Jaga Perbatasan dan Patroli Rutin
Surabaya, memorandum.co.id - Akhir-akhir ini, Kota Surabaya digegerkan dengan munculnya fenomena kelompok remaja yang membawa senjata tajam (sajam). Adanya kemunculan kelompok itu membuat masyarakat resah. Tingkah mereka kerap kali menimbulkan gejolak sosial. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun geram dengan tingkah para pemuda dan remaja yang sedang mencari eksistensi itu. Karenanya, Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya bersama forkopimda dan seluruh elemen masyarakat melakukan patroli gabungan untuk menertibkan keberadaan kelompok tersebut. “Jadi sebetulnya dari pantauan Pak Kapolrestabes Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan, (mereka) melalui media sosial mengundang dari luar datang. Awalnya kumpul-kumpul setelah itu membentuk kelompok, akhirnya ada persaingan. Lalu satu muncul, satunya ikut menarik dirinya untuk menunjukkan eksistensinya,” kata jelas Eri, Rabu (7/12). Wali kota menjelaskan, lama-kelamaan para pemuda dan remaja itu melakukan tindakan kekerasan dan kedapatan membawa sajam. Seperti gejolak sosial yang muncul akhir-akhir ini, di antaranya adalah peristiwa pembacokan satpam di kawasan Pakuwon City, hingga penyerangan warung kopi (warkop) di Jalan Keputih. “Harga diri Kota Surabaya harus dikembalikan, sehingga warga merasa ini (Surabaya) rumah kita. Karena apapun akan saya lakukan untuk warga Surabaya merasa aman dan nyaman di kotanya sendiri,” tegasnya. Wali Kota Eri mengungkapkan, mayoritas anggota kelompok bersajam adalah para remaja. Menurutnya, kecepatan informasi melalui media sosial membuat para remaja ini terkontaminasi dengan cara unjuk diri di daerah lain. Selain itu, lewat media sosial pula para remaja ini dengan mudah merekrut anggota untuk masuk ke kelompok mereka. “Sebetulnya ini bukan gangster, tapi anak-anak remaja yang mencari eksistensi. Surabaya mengkontaminasi daerah lain, daerah lain mengkontaminasi Surabaya. Ini menjadi tugas kita kepala daerah lainnya, termasuk Surabaya Raya, bagaimana menjaga anak-anak muda ini ke depannya karena mereka adalah calon pemimpin bangsa,” ungkap dia. Oleh karena itu, patroli gabungan untuk menjaring keberadaan kelompok remaja ini akan terus dilakukan setiap malam dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan sadar dan peduli untuk menjaga di wilayahnya tempat tinggalnya. Bahkan, pemkot juga melakukan penjagaan ketat di area perbatasan kota. “Kita juga menjaga di setiap perbatasan Kota Surabaya, seperti perbatasan Surabaya dengan Kabupaten Gresik dan Sidoarjo. Sebab, dari hasil razia kemarin, kita tangkap ada 12 orang, 5 di antaranya warga dari luar Surabaya. Jadi mereka datang masuk ke Kota Surabaya melalui undangan (media sosial), setelah itu masuk dan melakukan konvoi,” ujar dia. Para remaja yang terjaring patroli gabungan akan dilakukan pembinaan wawasan kebangsaan. Sedangkan untuk remaja yang kedapatan membawa sajam akan diproses kepolisian sesuai hukum yang berlaku. “Ada sendiri pasal-pasal hukumnya begitu. Terus, kalau umurnya sudah 17 ke atas, proses hukum terus berlanjut. Ada juga yang 17 tahun ke bawah, banyak lah itu umur 14-15 tahun," tegasnya. "Ini kebetulan ketuanya sudah ditangkap, di sana pasti dia menyebutkan nama anggotanya siapa saja, yang ketangkap temannya siapa saja. Maka saya harap para orang tua kalau anaknya tidak pulang itu ke mana, ditanyalah,” tambahnya. Eri menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan TNI/Polri untuk melakukan kunjungan ke rumah para remaja yang terjaring patroli agar diberikan pembinaan wawasan kebangsaan. Tak hanya para remaja, para orang tua juga akan ikut mendapatkan pendampingan dan penguatan. “Bagaimanapun saya yakin anak-anak ini punya rasa cinta kasih kepada kota dan bangsa ini sangat besar,” pungkasnya. (bin)
Sumber: