Proyek Saluran Air di Surabaya Harus Tuntas 10 Desember

Proyek Saluran Air di Surabaya Harus Tuntas 10 Desember

Surabaya, memorandum.co.id - Proyek saluran air di Kota Surabaya masih berprogres. Sejumlah titik terpantau tengah dikerjakan. Seperti misalnya, pemasangan u-ditch berukuran jumbo di Jalan Pegirian. Lalu, proyek box culvert di Jalan Ketintang yang menyisakan pemasangan topping beton teraso. Sesuai kontrak kerja, maka Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) harus menuntaskan proyek penanggulangan banjir tersebut pada awal Desember ini. Yakni, sampai batas waktu terakhir 10 Desember 2022. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan bahwa proyek saluran air akan rampung dalam waktu dekat. Sejumlah proyek ada yang sudah tuntas. Namun ada pula yang menyisakan topping. "Jadi (proyek saluran air) tinggal beberapa persen saja. Beberapa tinggal (pemasangan) topping atasnya atau teraso. Ini pakai partikel konkret," urai wali kota, Selasa (6/12). Eri menilai, sebagian besar saluran tengah kota telah berhasil terkoneksi. 55 titik pengerjaan saluran air atau pemasangan box culvert mulai menuai hasil. "Saya melihatnya saluran sudah terkoneksi. Kita lihat sudah menuai hasil. Pada titik tertentu, dari hulu ke hilir sudah tidak ada lagi genangan. Berkurang jauh. Namun ada beberapa yang masih (tergenang, red), karena memang belum kita sentuh," paparnya. Diakui wali kota, masih adanya wilayah yang tergenang lantaran angggaran terbatas. Belum bisa menyentuh seluruh titik rawan genangan. Ada skala prioritas yang lebih didahulukan untuk dapat segera ditangani. Namun begitu, wali kota yang lekat disapa Cak Eri ini memastikan akan melanjutkan proyek saluran air pada tahun mendatang. Ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang mesti diselesaikan. Yakni, melakukan pemasangan box culvert di kawasan perkampungan mulai 2023. "InsyaAllah tahun depan 2023 ada titik lain lagi yang dikerjakan, sehingga Surabaya benar-benar terbebas dari genangan. Sebenarnya, di jalan raya sudah jarang (terjadi genangan), tinggal di jalan kampung yang selama ini tertutup. Misalnya, di kampung Dukuh Kupang sana yang belum diintervensi," jelasnya. "Saya sudah sampaikan ke teman-teman (DSDABM) jangan cuma jalan raya, tetapi ke kampung-kampung juga. Sebab, tolok ukurnya itu kalau nggak ada genangan di kampung, maka itu berhasil. Nah, pada 2023 nanti titik-titik itu akan kita sentuh. Kita konsen ke kampung," sambung Cak Eri. (bin

Sumber: