Ketua DPRD Ajak Seluruh Stakeholder Gotong Royong Ciptakan Surabaya Aman dan Kondusif

Ketua DPRD Ajak Seluruh Stakeholder Gotong Royong Ciptakan Surabaya Aman dan Kondusif

Surabaya, memorandum.co.id - Maraknya aksi gangster, tawuran antarremaja, dan balap liar yang belakangan terjadi di metropolis membuat Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono prihatin. Hal ini dikarenakan perilaku tak terpuji itu mengganggu kondusifitas dan ketenteraman masyarakat. “Kita prihatin kenakalan remaja itu telah meresahkan warga dan membahayakan keselamatan manusia,” ujar Adi Sutarwijono yang juga Ketua DPC PDI-P Surabaya ini, Senin (5/12). Seperti diketahui, masyarakat mulai resah dengan naiknya fenomena gangster yang membuat onar. Video-video tersebar melalui grup WhatsApp dan media sosial. Ada yang menunjukkan tawuran sambil membawa senjata tajam (sajam) dan membunyikan petasan. Video lain, para remaja itu pamer sajam dengan kelompok motornya. Balapan liar di jalan-jalan pada malam hari, membahayakan keselamatan. Adi mengatakan, saat ini Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya, TNI, Polri, dan berbagai elemen masyarakat mengecam keras dan mulai bergerak. Wali Kota Eri Cahyadi proaktif turun tangan bersama pasukan keamanan, mengobrak, dan merazia balap liar, serta sajam. "Aparat Polri, TNI dan satpol PP terus melakukan operasi intensif. Kalangan legislator pun bersuara dan bergerak. Dengan jaringan-jaringan sosial yang bisa diakses, pimpinan dan anggota DPRD Surabaya memperkuat situasi agar kondusif," paparnya. Adi menegaskan, DPRD Surabaya mendukung penuh upaya pemkot dan aparat penegak hukum memerangi gangster. Pihaknya juga mendorong agar jajaran kepolisian dapat segera menangkap dalang di balik aksi tercela itu. “DPRD Surabaya mendukung segenap upaya memberantas gangster. Menangkap pelaku-pelakunya, terutama dalang atau aktor utama. Dan, memberikan edukasi pada para remaja itu. Kikis habis gangster!” tegas Adi. Adi juga menyambut baik gagasan Wali Kota Eri Cahyadi yang memfasilitasi sekolah kebangsaan bagi anggota gangster. “Agar mereka sadar dan mengerti bahwa Surabaya dibangun dengan kerja keras semua pihak, dengan gotong royong, saling bekerja sama, sehingga Surabaya disebut sebagai kota nyaman dan hijau,” jelasnya. Ia juga mengingatkan pentingnya rumah kebangsaan di Surabaya yang digagas kalangan mahasiswa beberapa waktu lalu. Tempat membangun kesadaran kolektif sebagai warga bangsa. Para generasi muda dapat mengekspresikan rasa cinta kepada tanah air. “Semoga segera terwujud,” tandasnya. Dikatakan, Pemkot Surabaya juga harus mengerahkan ribuan CCTV di jalan-jalan raya dan perkampungan. Hal ini untuk memantau aksi gangster, kenakalan remaja, tindak kriminal, tawuran, dan lain sebagainya. Juga memasang lampu-lampu penerangan di jalan-jalan dan perkampungan yang rawan terjadi aksi kejahatan. “Segala daya harus dikerahkan. Apalagi ini menjelang momen Hari Natal dan Tahun Baru, yang pasti membutuhkan pelipatgandaan pengamanan,” tutur Awi, sapaan karib Adi Sutarwijono. Tak kalah penting, lanjut Awi, pengamanan Surabaya itu juga harus melibatkan RT, RW, LPMK, dan tokoh-tokoh masyarakat. Termasuk para ulama dan pemuka agama yang lain. Begitu pun melalui jejaring sosial, perlu ada sosialisasi yang mengimbau warga untuk ikut menjaga lingkungan tempat tinggal dan wilayahnya masing-masing. “Semua bergerak, holopis kuntul baris. Bergotong royong, menjaga Surabaya sebagai rumah bersama yang guyub dan aman bagi seluruh warga masyarakat,” ucapnya. Di sektor pendidikan juga perlu ditingkatkan. Salah satunya dengan memperkuat karakter anak-anak. Apalagi sudah mulai beranjak remaja. “Basis terpenting adalah keluarga, yang menjadi tempat tumbuh berkembangnya anak-anak. Kemudian lingkungan masyarakat. Maka peran orangtua untuk membekali anak-anaknya dengan akhlak mulia. Tidak tidak terjerumus pergaulan liar dan kenakalan remaja,” katanya. Edukasi karakter yang positif juga dilakukan di sekolah. Adi mendukung penghapusan pekerjaan rumah (PR) oleh Wali Kota Eri Cahyadi. Sekolah diminta memfokuskan kegiatan-kegiatan nonakademis. Yang edukatif dan kreatif pada pukul 12.00-14.00. “Lewat berbagai kegiatan di sekolah, para pelajar dirangsang kognisi dan afeksinya, sehingga ujungnya pada perilaku sehari-hari. Untuk membangun akhlak yang baik,” jelas Awi. Tidak hanya itu, DPRD Surabaya juga mendorong pemkot untuk memperkuat kegiatan-kegiatan kepemudaan, jambore pelajar di level SD dan SMP, bahkan SMA/SMK dan karang taruna. Dengan begitu satu sama lain bisa saling berinteraksi. Even-even olahraga juga didorong untuk terus digulirkan. Kegiatan keseniaan dan kebudaayaan juga disemarakkan untuk menyalurkan bakat-bakat dan talenta kalangan anak muda di Kota Pahlawan. “Setelah pandemi Covid-19 terkendali, saatnya memikirkan untuk menyalurkan bakat dan talenta para anak muda. Melalui olahraga, even kesenian dan budaya, jambore, yang memupuk kesadaran individual dan kolektif untuk mencintai Surabaya dan Indonesia. Untuk mengoptimalkan dan mengekespresikan bakat-bakat kemampuan yang dimiliki anak-anak muda kaum milenial," tuntas mantan jurnalis senior ini. (bin)

Sumber: