Darurat Gangster, Diperlukan Penguatan Modal Sosial Remaja

Darurat Gangster, Diperlukan Penguatan Modal Sosial Remaja

Surabaya, memorandum.co.id - Akhir-akhir ini gangster dan tawuran merajalela. Aksi yang dilakukan oleh remaja usia tanggung ini diantaranya mencuat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Bahkan, situasi di ibu kota Jatim saat ini disebut Surabaya darurat gangster. Guna menumpas aksi tidak terpuji yang meresahkan warga tersebut, Pemkot Surabaya bersama TNI-Polri dan masyarakat masif melakukan operasi tumpas gangster. Lantas, mengapa dan bagaimana situasi sekarang menjadi darurat gangster ini memantik aktivis perempuan Lia Istifhama buka suara. Menurut perempuan yang kerap bicara mengenai aspek sosial ini, fenomena tersebut harus ditangani secara serius dan berkelanjutan. “Maraknya gangster dan semacamnya di berbagai kota, termasuk Surabaya, tentu harus disikapi sebagai refleksi diri kita semua yang merupakan orang tua. Dalam hal ini, mengapa anak-anak melakukan tindakan tersebut? Apakah ini semacam upaya mencari perhatian melalui eksistensi diri atau penunjukkan bahwa mereka punya power? Atau murni degradasi moral karena faktor lingkungan?" beber Lia Istifhama, Senin (5/12). Selain itu, Ning Lia, sapaan karib ibu dua anak tersebut juga menjelaskan mengenai pentingnya penguatan modal sosial dalam proses character building (pembentukan karakter). “Darurat gangster, menjadi momentum kita semua untuk mengkampanyekan pentingnya modal sosial. Segala bentuk sikap solidaritas dan menghargai hak kewajiban orang lain harus kita kampanyekan. Dalam berbagai forum, mari kita singgung kampanye sehat ini. Kita ajak semua pihak terutama para orang tua untuk semakin peduli kondisi moral anak-anak di sekitar kita. Jika terjadi indikasi penyimpangan karakter atau degradasi moral, jangan didiamkan tapi ayo kita redam," ucapnya. Lanjut Ning Lia, cara meredam dapat dilakukan melalui kontrol sosial yang bertujuan penguatan sisi humanisme. Misalnya, anak-anak muda ditekankan pemahaman pentingnya menghargai hak kewajiban orang lain, jangan dikit-dikit cuek dan bertindak menyakiti orang lain. '"Contohnya memukul orang, dampak apa, dan sebagainya. Tentunya, upaya preventif ini akan efektif jika anak-anak memiliki keluarga yang stabil," tutur dia. Menurut Ning Lia, keluarga yang stabil adalah keluarga yang orang tua mau mendidik dengan baik dan memberikan contoh perilaku yang positif bagi anak-anaknya. “Kalau dalam keluarga ternyata seringkali ada pertengkaran ataupun KDRT, tentu memiliki dampak psikologi yang tidak baik bagi anak dan akan membuat mereka terinternalisasi perlaku negatif.” Dukungan pemerintah dan publik figur, juga dinilai Ning Lia dibutuhkan dalam meredam aksi gangster ataupun kenakalan remaja lainnya. “Saya sebagai seorang ibu, juga berharap pemerintah untuk turut berbuat lebih dalam filterisasi sosial media dari beragam pengaruh buruk atau bad habit yang menyebabkan segala bentuk kenakalan remaja. Dan untuk public figure atau influencer, ayolah perkuat contoh perilaku positif. Jangan mudah membully atau berujar kebencian di sosial media. Juga jangan juga membuat aksi yang merusak imajinasi anak-anak, contohnya pornografi," tandas dia. Kata Ning Lia, imajinasi anak-anak tersebut menjadi penting. Sebab, remaja memiliki adrenaline yang belum sepenuhnya stabil lantaran mereka dalam fase beranjak menuju dewasa. "Jika kemudian public figure dan semacamnya mempertontonkan aksi atau sikap vulgar, baik pornografi ataupun kekerasan, itu memberikan pengaruh pada sisi emosi anak maupun remaja," jelasnya. Di sisi lain, keponakan Gubernur Khofifah itu menyampaikan pesan bahwa situasi yang terjadi pada anak-anak atau remaja, tak terlepas dari lingkungan sosial yang telah dibentuk oleh para orang tua. Karenanya perlu untuk terus dikuatkan dan dijaga. "Kita mengapresiasi peran Pak Wali Kota Eri Cahyadi yang mengajak TNI-Polri dan masyarakat untuk ikut turun dan proaktif mengentaskan masalah ini. Keterlibatan dan sinergi antarstakeholder ini menunjukkan kepedulian seorang pemimpin terhadap warganya. Mudah-mudahan dengan upaya ini dapat mengantisipasi aksi serupa di masa yang akan datang," pungkas Ning Lia. (bin)

Sumber: