Pemkot Surabaya Gandeng 107 Hotel Tingkatkan Produk UMKM
Surabaya, memorandum.co.id - Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya tengah melakukan evaluasi terhadap Memorandum of Understanding (MoU) yang sudah terjalin beberapa bulan lalu dengan sejumlah hotel di Kota Pahlawan. Kerja sama itu berkaitan dengan penggunaan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta pemberdayaan masyarakat setempat. Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, dari hasil evaluasi yang dilakukan, masih ada sejumlah kekurangan terhadap kerja sama tersebut. Dia mengakui, kekurangan itu salah satunya juga ada di tubuh pemkot karena belum bisa memenuhi pesanan yang sesuai dengan kriteria pengelola hotel. "Sebenarnya ada MoU dari hotel yang sudah lama, tapi tidak berjalan. Sebenarnya saya tahu kalau kelemahannya ada di pemkot. Teman-teman hotel itu langsung WA (kontak) ke saya untuk menyampaikan bahwa mereka sudah ada contoh handuk, slipper, tapi sampai sekarang belum kembali," kata Eri Cahyadi, Sabtu (26/11). Kendati demikian, dari kerja sama dengan sejumlah hotel tersebut juga sudah ada yang berjalan. Sebab, di setiap hotel itu memiliki kebutuhan dengan kualitas barang yang berbeda-beda. "Memang sekarang sudah ada yang jalan. Karena kan di setiap hotel pasti akan berbeda, tergantung kualitas dan kelasnya barang," ujarnya. Oleh sebabnya, Wali Kota Eri Cahyadi meminta jajarannya mengumpulkan seluruh pengelola atau pemilik hotel yang sebelumnya sudah menjalin MoU dengan pemkot. Melalui pertemuan itu, diharapkan dapat diketahui langsung apa saja kendala yang dialami dalam kerja sama tersebut. "Kenapa saya kumpulkan, di situlah saya memancing mereka (pengelola hotel) untuk berani bicara. Memang ada sisi pemerintah kota yang lambat untuk berjalan, ada satu sisi juga yang memang belum memenuhi dari teman-teman hotel," sebutnya. Wali Kota Eri Cahyadi kembali mengingatkan, bahwa pihaknya sudah berkomitmen untuk mempermudah seluruh investasi di Kota Pahlawan. Namun demikian, ia juga berharap jika investasi yang dibangun seperti bidang perhotelan ini juga dapat berdampak positif bagi masyarakat yang tinggal di sekitar. "Sehingga masyarakat ini akan merasakan betul investasi di Kota Surabaya yang akan mempengaruhi kehidupan mereka dan ekonomi bergerak," kata Cak Eri, panggilan lekatnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya, Wiwiek Widayati menyampaikan, total ada 107 hotel di Kota Pahlawan yang telah menjalin Nota Kesepakatan Bersama (NKB) dengan pemkot. Dari jumlah tersebut, sekitar 40,78 persen di antaranya telah bekerja sama dalam penyediaan slipper. "Sedangkan sisanya masih dalam tahap negosiasi, proses pemesanan atau tidak melakukan pemesanan," kata Wiwiek Widayati. Selain slipper, Wiwiek juga menyebutkan, sekitar 16,5 persen sudah terjalin kerja sama dalam penyediaan batik. Produksi batik UMKM Surabaya ini digunakan untuk seragam para karyawan dan karyawati hotel. Sedangkan sisanya, masih dalam proses nego dan pemilihan batik. "Ada juga 0,97 persen itu penyediaan laundry bag. Sisanya tidak menyediakan laundry bag karena hotel tidak menyediakan service laundry. Berikutnya juga ada 3,88 persen penyediaan bahan makanan, terutama hasil produk-produk pertanian," pungkasnya. (bin)
Sumber: