Kasus Ibu Aniaya Anak Kandung hingga Tewas Bikin Wali Kota Eri Geram

Kasus Ibu Aniaya Anak Kandung hingga Tewas Bikin Wali Kota Eri Geram

Surabaya, memorandum.co.id - Kasus orang tua yang dengan tega menganiaya anak kandung hingga tewas di Kota Surabaya membuat Wali Kota Eri Cahyadi merasa prihatin. Menurut dia, tindakan tersangka tak mencerminkan manusia seutuhnya. Wali Kota Eri sangat mengecam keras perbuatan tersebut. "Nggak terimo prihatin tok, sampai seperti itu berarti wong tuwone mendem. Macan saja sangat melindungi anaknya. Lha ini menungso sing nduwe akal sehat dan ati, moso sampai koyok ngono iku," kata Eri geram, Jumat (25/11). Adanya kasus ini, Eri menegaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak tinggal diam. Sebagai kota penyandang predikat kota layak anak, maka pihaknya melakukan serangkaian upaya untuk mengatasi kasus tersebut. "Kejadian tersebut kasuistik. Pasti juga terjadi di kota-kota besar lain. Bahkan di luar negeri yang berpredikat kota layak anak juga tidak dapat dihindari (adanya kasus tersebut)," urainya. "Namun begitu, ketika Surabaya sebagai kota layak anak, maka apa sih yang dilakukan oleh pemerintah kota untuk menghadapi masalah tersebut, apa tahapan-tahapan yang dipersiapkan bila terjadi kekerasan, yaitu dengan pendampingan, puspaga, dan sebagainya. Itu lah yang dimaksud kota layak anak. Artinya Surabaya siap melakukan upaya ketika terjadi hal yang semacam itu," sambung Eri. Pihaknya tak memungkiri bahwa masih banyak permasalahan yang menimpa anak-anak metropolis. Kendati demikian, jajaran pemkot terus berupaya untuk menangani hingga memberikan perlindungan. Eri menjelaskan, ada beragam cara yang telah dilakukan untuk mencegah permasalahan pada anak. Salah satunya dengan membentuk Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga). Puspaga ini menjadi langkah Pemkot Surabaya untuk menangani dan mencegah permasalahan pada anak. Mulai dari kasus kekerasan hingga kenakalan remaja. "Jadi ada Puspaga yang dibentuk di tiap-tiap RW. Fungsinya untuk melakukan antisipasi preventif. Deteksi dini terhadap permasalahan keluarga di tingkat RW. Karena yang menjaga kampungnya itu ya masyarakat. Lalu sinergi dengan pemkot supaya tercipta kota layak anak," jelas Eri. Selain melalui Puspaga, untuk meningkatkan predikat Surabaya sebagai kota layak anak, Eri juga menginisiasi beragam program baru. Di antaranya seperti sinau dan ngaji bareng di setiap balai RW. Hal tersebut salah satu tujuannya untuk melatih kesehatan mental anak dan keluarga di lingkungan kampung. "Dengan anak berani keluar ke balai RW itu, maka nantinya orang tua bisa ikut menjaga, dan akhirnya seluruh elemen ikut menjaga juga. Itulah yang namanya kota layak anak. Kita berupaya terus untuk melakukan itu," tandas Eri. (bin)

Sumber: