Temu Wicara Kontak Tani Lamongan Jadi Ajang Adaptasi Iklim dan Modernisasi

Temu Wicara Kontak Tani Lamongan Jadi Ajang Adaptasi Iklim dan Modernisasi

Lamongan, memorandum.co.id - Pertanian merupakan salah satu sektor di Lamongan yang tetap konsisten bertahan meski berada di tengah pandemi covid-19. Tidak hanya itu, Lamongan juga bisa mempertahankan produksinya tetap naik, sehingga tidak hanya menjadi lumbung pangan di Jawa Timur, tapi juga nasional. Disampaikan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi pada Jum’at (25/11) dalam kegiatan temu wicara kontak tani 2022, bahwa dengan potensi pertanian yang saat ini semakin berkembang memiliki banyak tantangan dan ancaman yang harus dihadapi. Menurut Pak Yes, temu wicara kontak tani ini selain sebagai sarana silaturahmi juga sebuah forum yang dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas para petani di Kabupaten Lamongan. “Secara alami petani telah belajar dengan baik, tapi kita harus terus belajar kembali untuk beradaptasi dengan perkembangan, perkembangan iklim, perkembangan modernisasi, yang penting juga perkembangan ilmu teknologi di bidang pertanian,” ucap Pak Yes. Pak Yes berharap temu wicara kontak tani ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana diskusi dan sharing berbagai pengalaman dalam menghadapi berbagai permasalahan di bidang pertanian. Berbagai macam permasalahan yang ditemui seperti permasalahan terkait hama, ancaman banjir, juga perubahan iklim yang harus terus disikapi. “Monggo dimanfaatkan sebaik-baiknya forum ini sebagai sarana untuk menerima masukan, kita diskusi berbagai pengalaman, dan kita bisa menyampaikan beberapa hal yang akan menjadi solusi bagi kita semua dalam rangka pembangunan pertanian di Kabupaten Lamongan yang inklusif dan berkelanjutan,” tambah Pak Yes. Dilaporkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan Sukriyah, bahwa jumlah peserta temu wicara kontak tani tersebut sebanyak 150 orang. Terdiri dari camat sebanyak 27 orang, asosiasi petani tembakau 2 orang, Kepala UPT 4 orang, POPT (petugas pengendali organisme tumbuhan) 14 orang, coordinator PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) 27 orang, HKTI(Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) 2 orang, HKTI perempuan 2 orang, KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) 2 orang, P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya) 6 orang, HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air) 10 orang, Gapoktan 27 orang, dan kelompok tani 27 orang. “Tema yang diambil adalah Mewujudkan Ekonomi Inklusif melalui Pembangunan Pertanian Berwawasan Lingkungan. Selain itu, tujuan dilaksanakannya temu wicara kontak tani ini guna memberikan wawasan pada petani untuk mengantisipasi anomali iklim, memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesuburan tanah, memberikan wacana bagi petani untuk melaksanakan usaha tani secara organik, juga adanya produksi tanaman sehat di Kabupaten Lamongan,” lapor Sukriyah. Pada kesempatan tersebut, Pak Yes juga menyerahkan secara simbolis bantuan pada kelompok tani, 1 unit combine Harvester untuk Poktan Raharjo Kedung Jati Sugio, 1 unit Hand traktor pada Poktan Rame Gawe Karanggeneng, 150 liter pupuk organik cair untuk Poktan Dewata Tikung, dan kredit usaha rakyat sebesar Rp. 1.024.300.000 untuk Poktan Makmur Maduran. Temu wicara kontak tani ini juga diisi narasumber dari Ketua Departemen Tanah Fakultas Pertanian UB Syahrul Kurniawan dengan tema manajemen kesuburan tanah sebagai upaya adaptasi perubahan iklim.(*)

Sumber: