Tarif Air PDAM Naik Akhir November, Wali Kota Surabaya Jamin Kualitas Meningkat

Tarif Air PDAM Naik Akhir November, Wali Kota Surabaya Jamin Kualitas Meningkat

Surabaya, memorandum.co.id - Penyesuaian tarif baru air bersih PDAM Surabaya akan segera dilakukan. Rencananya mulai diterapkan pada awal Januari 2023 atau akhir November 2022. Hal ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di ruang kerjanya, Kamis (23/11/2022). Eri mengatakan, saat ini direksi PDAM Surya Sembada tengah menggodok penyesuaian tarif baru air bersih termasuk dengan klasifikasi untuk bidang usaha atau rumah tangga. "Rencananya pada awal Januari 2023 mulai diterapkan. Tetapi kalau memungkinkan dan direksi PDAM sudah siap, akhir November 2022 bisa disahkan," kata wali kota. Adapun untuk tarifnya, Eri meminta agar dapat mengikuti sesuai aturan yang berlaku. Yakni, berdasarkan Permendagri Nomor 21 Tahun 2020 tentang Perhitungan dan Penetapan Tarif Air Minum. Serta, SK Gubernur Jatim Nomor 188/775/KPTS/013/2021 tentang Pedoman Batas Atas dan Tarif Batas Bawah Air Minum Bagi BUMD kabupaten/kota se-Jawa Timur 2022. "Ada aturan Permendagri terkait penyesuaian harga tarif PDAM. Surat Edaran Bu Gubernur juga sudah berbunyi bahwa seluruh PDAM termasuk Surabaya itu ditetapkan harganya Rp2.656. Tapi kemarin saya tentukan agar dibulatkan menjadi Rp2.600 saja, sedangkan warga miskin gratis," terang Eri. Wali Kota Surabaya mengaku bakal menggratiskan air PDAM bagi warga miskin atau masyarakat kurang mampu. Kebijakan ini segera diterapkan Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya ketika tarif air bersih PDAM mulai disesuaikan. Seperti diketahui, sejak 2005, tarif air PDAM tidak pernah mengalami kenaikan. Yakni untuk batas bawah sebesar Rp 600 per meter kubik. Menurutnya, besaran tarif yang sama antarpelanggan kelompok I tersebut tentu merugikan warga miskin. Oleh karena, wali kota sepakat dengan rencana penyesuaian tarif air bersih PDAM. Sebab, selama puluhan tahun, tarif air PDAM tidak pernah mengalami kenaikan yang justru dinilainya merugikan warga miskin. "Jadi selama ini kebalik. Orang tidak mampu mensubsidi orang mampu. Berarti ke depan, warga yang mampu mensubsidi warga tidak mampu. Warga mampu harusnya bayar lebih mahal dari warga kurang mampu. Ini yang saya minta ke PDAM," tegasnya. Sementara itu, Eri juga memastikan tarif baru air PDAM ini akan diikuti dengan kualitas air yang semakin meningkat. Sebab selama ini kualitas air diakuinya masih kurang jernih. Hal ini lantaran pipa PDAM mulai berkarat. Dibutuhkan peremajaan untuk memperbaiki kualitas air. “Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan perawatan dari segi papa, penjernihan air, dan menghilangkan air dari bakteri. Di situlah PDAM ingin menaikkan tarif air, setelah melakukan pengecekan dengan model seperti itu maka saya sepakat ada kenaikan tarif PDAM. Pipa lawas (lama) juga berdampak pada mutu air,” terangnya. Mengenai peremajaan pipa tersebut, ia mencontohkan kualitas air yang ada di rumahnya. Saat dilakukan pengecekan, air yang mengalir di rumahnya juga tampak keruh karena disebabkan oleh pipa air yang telah berumur puluhan tahun. “Contoh di rumah saya di tandon itu airnya butek (keruh), lalu saat dicoba dipotong pipanya, ketika air masuk ke pipa air menjadi kotor. Pipa itu ternyata sudah ada sejak tahun 1970-an dan sudah berkarat, maka harus diganti, kalau diganti investasi ini biayanya mahal,” ungkap dia. Oleh sebab itu, dengan adanya kenaikan tarif, dia meminta PDAM Surya Sembada membuat spam-spam baru, hingga melakukan peremajaan pipa pada beberapa titik. Karena, PDAM Surya Sembada telah memiliki target untuk melakukan peremajaan pipa. “SPAM (sistem penyediaan air minum) baru, peremajaan pipa ada berapa titik, dan itu ada targetnya yang harus bersih dulu. Kan dia (PDAM) mau investasi.  Yang penting (air bagi) warga Surabaya bisa bersih, karena saya berharap air PDAM bisa langsung diminum,” pungkasnya. (bin)

Sumber: