Dahlan Iskan: Semangat Memorandum Luar Biasa

Dahlan Iskan: Semangat Memorandum Luar Biasa

Jajaran Pimpinan Surat Kabar Harian (SKH) Memorandum bersama Dahlan Iskan. Surabaya, memorandum.co.id - Rangkaian kegiatan menuju peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 53 Surat Kabar Harian (SKH) Memorandum terus bergulir. Terbaru, jajaran pimpinan hingga karyawan surat kabar hukum dan kriminal terbesar di Jawa Timur itu berkunjung ke kediaman salah satu komisaris, Dahlan Iskan, di Perumahan Sakura Regency, Senin (14/11/2022). Rombongan itu terdiri dari Direktur Utama (Dirut) SKH Memorandum Choirul Sodiq, pimpinan perusahaan Yoyok Khayatullah, pemimpin redaksi Arief Sosiawan, manajer iklan Ahmad Syaiku, kepada HRD Ahmad Nurzaman, manajer pengembangan Heri Sunaryo dan seluruh jajaran karyawan. Dalam kesempatan itu, Dahlan Iskan yang juga dikenal sebagai tokoh pers nasional menyebut, jika semangat unsur pimpinan hingga karyawan SKH Memorandum luar biasa. Di zaman perubahan, Memorandum bisa bertranformasi di bidang digital. "Tentu bahwa Memorandum masih eksis sampai sekarang dan anda masih sangat bersemangat itu yang membuat saya paling bersyukur. Bahwa anda mencintai dunia jurnalistik ini," kata Dahlan Iskan di sela menikmati hidangan tumpeng di rumahnya Perumahan Sakura Regency. "Tentu hal itu yang membuat saya juga malu. Karena itu saya tidak boleh berhenti mencintai dunia jurnalistik ini. Seperti anda tahu, tiap hari saya masih menulis. Kadang-kadang agak dipaksakan. Kadang juga pengin juga istirahat menulis. Tetapi setiap kali pingin istirahat menulis, selalu teringat anda semua bahwa saya harus menulis. Kalau anda berhenti. Nanti siapa pendorong semangat saya," imbuh dia. Di usia yang menginjak lebih dari kepala 7 ini, Dahlan Iskan mengakui jika tidak lagi mungkin ia ikut mendukung Memorandum dengan turun ke lapangan. "Saya hanya berusaha mendukung. Karena kalau ikut turun tangan pasti sudah tak mungkin lagi karena perbedaan zaman dan perbedaan generasi," tegas Dahlan Iskan. Dahlan berpesan, agar semua karyawan hingga pimpinan untuk terus belajar demi kemajuan SKH Memorandum serta demi kemajuan dunia jurnalistik. Dahlan Iskan juga berpesan, agar seluruh awak media Memorandum banyak-banyak bersyukur. "Zaman sudah berubah, memang saya harus bersyukur masih melihat bagaimana zaman digital ini. Dan kembali lagi harus belajar. Jadi memang kita semua juga harus belajar tidak ada habis habisnya," imbuh mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu. Ia memberikan contoh di saat zaman dulu ia pertama kali merasakan proses percetakan manual. "Saya mengalami teknologi ketika huruf masih harus disusun pakai tangan. Jadi zaman dulu untuk bikin koran itu ada kotak A dikumpulkan di situ. Untuk B dikumpulkan di situ," ucap dia. "Terus sampai angka, dan seterusnya harus disusun satu persatu bentuknya timah. Jadi saya bisa menyusun huruf itu dan menyusunnya harus terbalik karena nanti kalau dicetak supaya bisa dibaca. Nah, saya mengalami zaman itu huruf masih bentuk besi. Disusun pakai tangan satu persatu, jadi betapa lamanya menyusun berita untuk dicetak," tegas dia. Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengucapkan terima kasih kepada para karyawan dan pimpinan SKH Memorandum yang terus berjuang hingga detik ini. Dia berharap, nantinya terus muncul bibit-bibit atau penerus demi berkembangnya surat kabar harian Memorandum. "Saya terima kasih sekali karena tidak mungkin Memorandum bisa terus eksis seperti ini kalau manajemennya tidak bagus. Sehingga saya hanya mendukung, kemudian menyetujui apapun yang anda inginkan," pungkas Dahlan Iskan.(fdn)

Sumber: