DPRD Surabaya Minta Ada Dana Kerohiman Bagi Korban Kebakaran Kedondong Kidul

DPRD Surabaya Minta Ada Dana Kerohiman Bagi Korban Kebakaran Kedondong Kidul

Surabaya, memorandum.co.id - Sepuluh rumah ludes pascakebakaran di Jalan Kedondong Kidul II, Kelurahan/Kecamatan Tegalsari. Sebanyak 45 warga terpaksa mengungsi. Sejak Sabtu (5/11), mereka tidur di gedung serbaguna RW 6. Kebutuhan warga yang terdampak musibah ini menjadi perhatian Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti. Terlebih, mayoritas warga terdampak berstatus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang. Akibat musibah ini, sebagian besar perlengkapan mereka lenyap terbakar. Mulai dari rombong, ponsel, hingga kendaraan bermotor. Tak ada yang tersisa. Tidak ada yang bisa diselamatkan. Politisi perempuan PKS ini lantas mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya agar memberikan dana kerohiman atau dana santunan kepada sedikitnya 14 KK yang berhak. Mengingat rerata warga yang terdampak tersebut merupakan pekerja informal. "Mereka pekerja informal yang sebagian besar MBR. Di antaranya seperti berjualan gorengan dan lain sebagainya. Akibat kebakaran ini barang warga hangus semua. Alhasil tidak bisa berpenghasilan. Karena itu, saya meminta kepada pemkot memberikan dana kerohiman untuk setiap KK, supaya beban mereka teringankan," ujar Reni, Ahad (6/11/2022). Reni sendiri telah memastikan kondisi warga di tempat penampungan sementara. Terakhir dia berkunjung ke lokasi pada Sabtu (5/11) pukul 22.00. Reni ingin memastikan kebutuhan warga tertangani dengan baik. Segala kebutuhan pokok benar-benar terpenuhi. "Iya, semalam saya kembali menyambangi warga yang tinggal di penampungan. Saya ingin mengetahui suasana malam hari seperti apa ya. Yang jelas kebutuhan sandang dan pangan sudah tercukupi. Dan saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman BPBD Surabaya yang terus stand by di lokasi," ujar Reni. Pada malam pertama itu, warga tampak belum bisa tidur dengan nyenyak. Beberapa masih terjaga. Padahal sudah waktu sudah menunjuk pukul 23.00. Mereka dinilai Reni masih trauma. Karenanya, dia mendorong pemkot dapat secepatnya merealisasikan rumah tinggal baru bagi 14 KK terdampak. Juga lapangan pekerjaan seperti yang dijanjikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Namun pihaknya berharap rumah tinggal baru tak jauh dari permukiman mereka sebelumnya. “Kalau saya menangkap terkait dengan hunian selanjutnya, warga ini masih agak galau dengan rencana relokasi. Harapannya, warga ini masih bisa tinggal di daerah situ. Kenapa, karena aktivitas kerjanya, jualannya, anaknya yang bersekolah, itu ada di situ. Mereka suda puluhan tahun berada di situ,” urai Reni. “Sehingga kebutuhan dari warga terkait dengan hunian selanjutnya itu bisa diperhatikan. Warga bisa tetap ada di sana. Nanti terkait dengan intervensinya, seperti apa bantuannya, kalau bisa pakai APBD ya pakai APBD. Kalau enggak bisa nanti bisa pakai anggaran yang ada di Baznas, yang saya kira juga punya kepedulian untuk warga yang ada di sini,” tambah lulusan magister pengembangan sumber daya manusia Unair ini. Secara umum, Reni mengatakan bahwa kebutuhan dasar warga terdampak dapat dipastikan selesai. Termasuk kepada 14 anak usia sekolah. Sejumlah bantuan peralatan sekolah termasuk tas, sepatu, dan seragam telah didistribusikan. Ke depan, dia berharap kebutuhan tempat tinggal selanjutnya untuk para warga dapat tersolusi secepatnya. "Penanganan sementara sudah dilakukan secara sigap. Terima kasih pada semua pihak yang telah turut membantu, DPRD Surabaya akan memberikan perhatian dan mengawal,” tuntasnya. (bin

Sumber: