Beristrikan Perempuan Pemuja Dukun Milenial (1)

Beristrikan Perempuan Pemuja Dukun Milenial (1)

Tarkam (samaran) geram terhadap istrinya, sebut saja Mersi. Nasihatnya agar Mersi tidak mengambil langkah yang salah dalam upaya mendapatkan keturunanku tidak digapai. Mersi bahkan semakin intens menemui dukun yang dipercaya bisa membuat dirinya hamil itu. “Diam-diam maupun terang-terangan dia tetap menemui dukun itu,” kata Tarkam di sebuah warung kecil selatan gedung Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, baru-baru ini. Diceritakan Tarkam, rumah tangganya yang terbetuk 11 tahun lalu berjalan damai. Tidak pernah ada gejolak. Kenyataan bahwa mereka belum dikaruniai keturunan diterima dengan ikhlas sebagai takdir. Mereka bahkan bisa meringankan beban seorang kakak Mersi di desa. Tarkam dan Mersi merawat bungsu dari sembilan anak-anak sang kakak yang baru saja ditinggal mati suaminya. Kebetulan anak tersebut masih berusia satu tahun sehingga diyakini bisa menyatu dengan orang tua barunya. “Waktu itu disepakati kami akan menjadikan anak angkat kami tadi sebagai anak kandung. Kami tahu dalam agama ini tidak boleh, tapi Mersi ngotot. Semua berkas-berkas diuruskan. Kami tahunya beres. Kebetulan ada keluarga yang bekerja di cacatan sipil,” kata Tarkam. Warga Tandes itu sebelumnya kaget ketika disapa Memorandum dan dikatakan wajahnya mirip sepupu Memorandum di Mojokerto. Dari percakapan ringan itulah kami terlibat obrolan. Mulai yang ringan hingga Tarkam menceritakan alasan kedatangannya ke PA. Menurut Tarkam, kehadiran anak angkat tadi, sebut saja Deni, mampu mengobati kerinduan Tarkam dan Mersi terhadap anak-anak. Deni mereka perlakukan amat istimewa. Segala kebutuhan Deni dinomorsatukan. Lebih baik Tarkam dan Mersi tidak makan tiga hari asalkan mereka bisa membelikan seteguk susu untuk Deni. Ketika Deni menangis karena anak tetangga bermain mobil-mobilan, Tarkam rela mengurangi sediaan uang untuk membayar cicilan motor agar bisa membelikan Deni mobil-mobilan yang sama. Tarkam dan Mersi juga mengistimewakan asupan gizi Deni. Selain susu kaleng yang biasa dikonsumsi anak-anak dari keluarga gedongan, Mersi rela merogoh dompet dalam-dalam demi bisa membelikan aneka vitamin untuk Deni. Pokoknya semua demi Deni. Deni. Deni. Dan Deni. Rasa sayang Mersi terhadap Deni bahkan tercurah total. Tidak tersisa sedikit pun untuk dirinya sendiri. Apalagi untuk Tarkam. Bila perlu suami dinomorsetaruskan! “Tapi aku rela untuk itu. Aku sendiri sangat menyayangi Deni. Anaknya lucu dan menggemaskan. Matanya blolak-blolok koyok lampu Taman Bungkul, tawanya renyah kayak kerupuk kepidak kucing, baunya wangi kayak bunga-bunga di taman surga. Pokoknya anulah,” kata Tarkam menggambarkan kecintaannya kepada Deni. Dia mengibaratkan Deni sebagai potongan surga yang diturunkan Tuhan ke dunia. Indah tiada tara. (jos, bersambung)    

Sumber: