BI Malang Pengungkit Perekonomian Jatim

BI Malang Pengungkit Perekonomian Jatim

Malang, Memorandum.co.id -  Melambatnya perekonomian global yang terjadi pada negara maju maupun berkembang, saat ini akan mempengaruhi perekonomian di tahun 2023 nanti. Pelambatan ini akibat terpengaruh perang yang semakin runcing antara Rusia dan Ukraina serta adanya penyebaran Covid-19 dengan varian barunya. Kepala Perwakilan BI Malang Samsun Hadi menyampaikan persoalan yang bersifat global berdampak besar pada pergerakan perekonomian. “Terutama untuk Cina, indikasi mobilitas ekonominya akibat Covid-19 sehingga transaksinya kurang baik,” katanya. Namun, Indonesia tidak begitu terpengaruh dengan kondisi perekonomian global karena tertolong dengan surplusnya perdagangan. Terjadi peningkatan nilai ekspor dan juga ketahanan pangan yang cukup stabil. “Apalagi perekonomian domestik pada triwulan ketiga akan terus membaik yang dipengaruhi beberapa sektor,” terang Samsun Hadi. Ini menurutnya ditopang oleh peningkatan konsumsi swasta dan investasi serta daya beli masyarakat masih tetap terjaga. Juga berbagai indikator pada bulan September 2022 yang memengaruhi perekonomian Indonesia masih bertahan. “Berdasarkan survei BI (bank Indonesia, red) bertahannya itu akibat perdagangan domestik khusus batu bara, CPO, besi, baja penjualannya pada posisi membaik,” jelas Samsun. Kondisi tersebut juga berpengaruh pada Bank Indonesia Cabang Malang sehingga bisa menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Penambahan itu meski tidak besar tapi cukup lumayan, dengan nilai 9,70% hal itu setelah terkontraksi pada tahun 2020. Khusus untuk Malang telah mencatat terjadinya deflasi masih pada angka 0,11%, karena adanya hasil holtikultura yang cukup melimpah. Sedangkan untuk inflasi tahunan sebesar 5,72% (ytd) 6,76% (yoy). Untuk mengurangi inflasi yang terjadi melakukan operasi pasar secara periodik, juga memberikan fasilitas pada pelaku pertanian dengan cara memberi pelatihan mulai dari cara pengelolaan sampai pada penjualannya. “Jangka panjangnya harus ada komitmen pemerintah dan Gapoktan untuk menjaga serta memonitor inflasi di daerahnya masing-masing,” ujar Samsun Hadi. (kid/gus)

Sumber: