Jalur Alternatif Semampir-Kenjeran Dipenuhi Kandang hingga Perabotan Rumah Tangga
Kondisi jalur alternatif Semampir-Kenjeran di sekitar bantaran sungai Mrutu Kalianyar tampak semrawut. Surabaya, memorandum.co.id - Jalur alternatif Semampir-Kenjeran peninggalan eks Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini semrawut. Hal ini disebabkan tindak-tanduk warga yang bermukim di sekitar bantaran sungai Mrutu Kalianyar yang dengan sengaja memenuhi badan jalan dengan perabotan rumah tangga. Mulai dari jemuran yang malang melintang, dipan, gubuk, jamban, kandang binatang, hingga gudang. Ketua RW 4 Mrutu Kalianyar H Kustana menjelaskan bahwa pihaknya telah memberikan imbauan tertulis hingga sosialisasi door to door tentang pentingnya menjaga ketertiban dan kenyamanan jalur tersebut. Akan tetapi direspons acuh. Terutama oleh masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai. Mereka enggan diatur. “Pengurus kampung, mulai dari tingkat RT dan RW, sudah mendorong agar jalur alternatif tersebut bebas hambatan. Tetapi ketika dikandani (diberitahu), warga yang tinggal di sepanjangan bantaran sungai cuek. Mereka tidak mau. Angel tuturane (susah dibilangi). Malah kita yang diseneni (dimarahi).” kata Kustana, Selasa (1/11/2022). Menurut Kustana, ada banyak manfaat apabila jalur tersebut dikembalikan fungsinya sedia kala. Misalnya, bisa jadi tempat untuk olahraga lari hingga bersepeda. Jadi akses alternatif apabila jalan utama kampung ditutup. Bahkan memudahkan alat berat yang hendak melakukan normalisasi sungai. “Tetapi sekarang kondisinya ruwet. Motor mau masuk ke jalur alternatif itu seperti main benteng takeshi. Banyak rintangan yang harus dihindari. Dulu truk itu bisa masuk, sekarang sulit,” urainya. Karena itu, pihaknya berharap lurah dan camat setempat dapat mencarikan solusi. Banyak masyarakat yang menginginkan agar jalur alternatif tersebut dinormalkan. Seperti pada saat eks Wali Kota Risma membereskan pada 2018 silam. Klir dan nyaman dilalui. Tidak semrawut seperti saat ini. Kustana menjelaskan, total panjang jalur tersebut sekitar 700 meter. Lebarnya sekitar 4-5 meter. Menghubungkan jalur alternatif Semampir-Kenjeran mulai dari kawasan Pegirian, Endrosono, Mrutu Kalianyar, Bulak Banteng, dan Tambak Wedi. Namun yang saat ini bermasalah hanya jalur di titik Mrutu Kalianyar. Sedangkan titik lain dapat dilalui tanpa hambatan. “Makanya saya katakan, jalan alternatif yang di Endrosono itu bisa, yang di Bulak Banteng juga bisa, tetapi kenapa yang di Mrutu Kalianyar ini tidak bisa dilewati. Menurut saya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya harus hadir memberikan solusi. Supaya jalan yang dibangun ini tidak sia-sia. Bisa termanfaatkan untuk masyarakat luas,” tandas pensiunan Polri ini. Sementara itu, Lurah Wonokusumo Bram Bennito memastikan akan melakukan peninjauan ke lokasi. Selanjutnya langkah-langkah konkret diupayakan berdasarkan hasil tinjauan. “Ini saya coba cek dulu (ke lokasi),” singkat lurah. (bin)
Sumber: