Sahabat Memorandum, Perempuan Peduli Wong Cilik
Surabaya, memorandum.co.id - Sosok Dr Lia Istifhama MEI kerap mengilhami pembaca Memorandum melalui pandangan solutifnya. Beberapa kali, ketua Perempuan Tani HKTI Jatim yang juga motivator ini memberikan statemen yang konstruktif. Mengkritisi namun membangun. Baik itu terkait permasalahan sosial, ekonomi, pendidikan, hingga masalah kesehatan. Ning Lia, sapaan lekat Lia Istifhama, begitu aktif menyoroti pendidikan dan isu-isu sosial. Sebagai perempuan aktivis dan seorang advokat, ia getol memperjuangkan nasib wong cilik. Misalnya, belum lama ini dirinya mengadvokasi kasus penipuan berkedok utang piutang. Korbannya banyak kalangan. Mulai dari masyarakat kecil hingga menengah ke atas. Kemudian, Ning Lia juga memberikan pendampingan terhadap ibu hamil yang ditinggal suaminya. Tak berhenti sampai di situ, penulis buku Berkisah Tentang Hati ini berperan serta dalam memperjuangkan nasib petani di Jawa Timur. Dari peristiwa tersebut menunjukkan bahwa lulusan doktoral Ekonomi Syariah UINSA ini memiliki kepedulian yang tinggi. Setiap kali menemui ketidakadilan, keponakan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ini mencoba untuk mengulurkan tangan. Memberikan bantuan. Ia ingin ilmu yang dienyam selama ini dapat memberikan kebermanfaatan. "Saya sekarang mendalami kasus baru. Tujuan saya sama seperti halnya saat saya mendalami kasus wanita cantik yang hamil lantas ditinggal suaminya maupun kasus penipuan berkedok utang piutang. Yakni, untuk mengabdikan makna pengambilan sumpah di Pengadilan Tinggi 2017 lalu. Saya yakin, sumpah advokat yang saya miliki akan manfaat. Dan saya yakin, advokat sejati pasti fokus dan berani membela yang benar,” kata Ning Lia. Menurutnya, advokat adalah profesi yang mulia. Membela kepentingan masyarakat atau public defender. Baginya, sebuah kepercayaan masyarakat kepada seorang advokat merupakan investasi kesuksesan sejati. "Saya sangat yakin, siapapun yang selama ini teguh membela yang benar, maka hidupnya akan selalu berkah,” ucap sekretaris MUI Jatim ini. Oleh sebab itu, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 Surat Kabar Harian Memorandum, jajaran redaksi ingin memberikan penghargaan terhadap Lia Istifhama sebagai Advokat Peduli Wong Cilik. Sebab, keberadaan tokoh perempuan ini selaksa embun pagi hari. Yang melepaskan dahaga pada kemarau hati. Beragam solusi dihunusnya untuk mereka yang dalam marabahaya. "Beli bubur gandum ditemani jus pepaya. Selamat ultah Memorandum, semoga semakin jaya," cetus Ning Lia saat dihubungi. Bagi perempuan yang duduk di kursi Ketua III STAI Taruna Surabaya ini, SKH Memorandum hadir sebagai media yang memiliki karakter yang sangat unik. Selain selalu bisa menangkap isu yang up to date sebagai headline, juga menyuguhkan desain lay out yang menarik pembaca. "Dengan begitu, Memorandum membuktikan dirinya sebagai bagian jurnalistik yang mampu membaca strategi pasar sekaligus memiliki karakter yang kuat," katanya. Menurut telaah Ning Lia, di mata masyarakat atau pembaca, Memorandum bukan sekadar menjadi pengejawantahan fungsi media, yaitu sumber informasi dan pengetahuan. Melainkan juga sebagai salah satu sarana penting bagi masyarakat untuk tetap dapat mengekspresikan pendapat dan gagasannya terkait masalah-masalah publik. Cara tersebut dinilainya sangat efektif lantaran dibantu oleh media besar seperti Memorandum. "Dalam perjalanannya, Memorandum tetap melekat sebagai korannya rakyat. Disebabkan, koran inilah yang memang favorit bagi masyarakat," tuntas putri dari Tokoh Nahdliyyin KH Masykur Hasyim ini. (bin)
Sumber: