Ketika Pagar Perlahan Makan Tanaman di Kamar si Sulung (3)
Kepala Farida mendadak nggliyeng. Tiba-tiba Kimpet tampak bergoyang. Juga benda-benda di sekitarnya. Kapala Farida terasa berat. Serasa digandoli di tengkuk. “Saya kasihan sama Tuan dan ingin meringankan beban Nyonya. Sebab, selama ini Tuan dan Nyonya sudah sangat baik kepada saya,” imbuh Kimpet. “Saya juga dijanjiin duit sama Tuan.” Kepala Farida makin berat. Goyangan Kimpet dan benda-benga di sekitarnya juga semakin kerap dan meliuk-liuk. Kadang seperti karet, melar-mungkret dan putus-nyambug. Farida akhirnya memaafkan suaminya dan Kimpet. Toh mereka belum sampai wikwik. Masih dul-dulan seperti orang hendak main badminton. Tidak sampai cemes-cemesan, apalagi sampai menjebol net. Tidak bisa dipungkiri, hubungan Farida dan Bambang tak sebaik dulu lagi. Luka di hati sangat sulit sembuh. Farida tidak lagi mau melayani Bambang. Jangankan gituan, walau hanya tipis-tipis. Disentuh saja ogah. Farida tidak pernah memperkirakan sikapnya ini bakal membuat Bambang haus belaian dan kasih sayang. Makanya, Farida pernah kaget ketika suatu malam memergokinya berswalayan seks sambil nonton goyangan penyanyi dangdut di televisi. Waktu itu Farida tidur di ranjang, sedangkan Bambang tidur di atas karpet yang digelar di samping-bawah ranjang. Bukannya menyesal telah menyapih suami, Farida malah nyukurno Bambang. ”Sukur koen. Kalau nggak gini nggak kapok,” kata hati Farida. Farida memergoki hal serupa 3-4 kali. Setelah yang pertama sambil memelototi goyangan Via Valen, selanjutnya sambil memelototi goyangan Inul, Dewi Perssik, Ayu Tingting, dan entah siapa namanya yang nggak Farida hafal. Pokoknya hot sampai ndlosor-ndlosor di panggung. Farida membiarkannya. Yang penting tidak dengan Kimpet atau wanita-wanita lain. Farida sama sekali tidak menyangka bahwa Bambang akan mencapai titik jenuh dengan hanya berswalayan seks. Farida yakin suaminya tidak bakal bisa melampiaskan nafsu di luaran sana karena lelaki pendiam tersebut tidak diberi kesempatan memegang uang. Sejak tragedi Bambang vs Kimpet, pengelolaan keuangan dipegang Farida. Baik pemasukan dari toko di pasar maupun toko di depan rumah. Toh begitu, Farida kembali curiga ketika suatu saat, sepulang dari kontrol di rumah sakit, dia melihat Bambang keluar dari kamar Kimpet. Dadanya spontan panas. Emosinya terbakar. Dilemparkannya tas dan didorongnya pot bunga dengan kaki kanan. Sampai Farida sendiri hampir terlempar dari kursi rodanya. “Keluar kalian dari rumah. Pergi sana,” teriak Farida. Kimpet menanggapi dengan halus. “Nyonya jangan salah paham. Saya yang tadi memanggil Tuan. Minta tolong. Ada tikus mati di bawah tempat tidur,” kata Kimpet sambil menunjuk bangkai tikus terbungkus tas kresek di lantai. Tas kresek itu tadi terlepas dari tangan Bambang karena kaget mendengar teriakan Farida. (jos, bersambung)
Sumber: