Cara Unik Pemkot Surabaya Kurangi Sampah Sisa Makanan Penghuni Liponsos

Cara Unik Pemkot Surabaya Kurangi Sampah Sisa Makanan Penghuni Liponsos

Surabaya, memorandum.co.id - Setiap harinya, Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya menyiapkan makanan untuk ratusan penghuni Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih. Ratusan penghuni yang terdiri dari orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), gelandangan, hingga pengemis ini mendapat makan tiga kali dalam sehari. Tak dapat dipungkiri, ratusan makanan yang disiapkan tersebut menyisakan banyak sampah. Untuk menyelesaikan permasalahan itu, Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya melalui UPTD Liponsos Keputih menginisiasi budidaya maggot dan ikan lele. Kepala UPTD Liponsos Keputih Surabaya, Imam Muhaji menyebutkan, budidaya maggot ini untuk menjawab terkait keberadaan sampah dari sisa makanan para penghuni Liponsos yang mencapai sekitar 700 orang. "Sisa-sisa makanan itu kan banyak selama ini kita buang, kadang ada yang diambil orang. Nah, dengan adanya budidaya maggot, sisa-sisa sampah organik, sisa makanan, kulit buah, dan lain-lain itu dimanfaatkan untuk maggot," kata Imam Muhaji, Jumat (14/10). Dia menjelaskan, budidaya maggot di Liponsos Keputih dilakukan sejak bulan Agustus 2022. Awalnya, telur maggot itu diambil dari budidaya milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya yang berada di Kebun Bibit Wonorejo. "Dari sana kita tetaskan di sini. Kita siapkan medianya. Dari telur jadi maggot kecil, sedang, hingga besar. Dari besar ini kita tetaskan menjadi kepompong yang nanti menjadi black soldier fly (BSF) atau lalat hitam. Itu nanti akan bertelur dan siklus ini akan berulang terus," terang Imam. Untuk saat ini, Imam menyebut, hasil budidaya maggot digunakan pakan ikan lele yang ada di Liponsos Keputih. Maggot yang belum siap untuk menjadi kepompong atau lalat itulah yang digunakan sebagai pakan ikan lele. "Harapannya kita bisa mengurangi sampah. Yang kedua juga ada nilai ekonomisnya. Yang mana kita bisa memberikan pakan lele dan otomatis sampah-sampah itu juga nggak sembarangan terbuang," ujar Imam. Dalam sehari, Imam menjelaskan, sampah yang dihasilkan dari ratusan penghuni Liponsos Keputih bisa mencapai 20 kilogram. Sedangkan sampah yang dari sisa makanan itu mencapai sekitar 7-10 kilogram. "Jadi sampah kita kumpulkan dari masing-masing barak dibantu teman-teman klien yang ada sini nanti diberikan makan (maggot) pagi sama sore. Belum lagi ada sisa-sisa sayuran atau buah yang dari hasil sisa masak itu bisa untuk makan maggot," paparnya. Hasil budidaya maggot maupun ikan lele ini, kata Imam, rencananya ke depan juga akan dijual. Hasil dari penjualan akan diberikan kepada para penghuni Liponsos yang merawat maggot maupun lele tersebut. "Yang pasti itu nanti juga menjadi apresiasi kepada teman-teman klien yang selama ini mereka merawat untuk itu (budidaya maggot)," imbuhnya. (bin)

Sumber: