Proyek Drainase Ketintang Lamban, Warga Panen Debu dan Tak Bisa Berjualan

Proyek Drainase Ketintang Lamban, Warga Panen Debu dan Tak Bisa Berjualan

Surabaya, memorandum.co.id - Warga RT 2/RW 6 yang bermukim di persimpangan Jalan Raya Ketintang-Ketintang Madya, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan, mengeluhkan proyek pengerjaan drainase yang lamban. Akibatnya, selain menyisakan debu proyek, pedagang yang mempunyai lapak di sekitar lokasi pengerjaan terpaksa tidak berjualan. Irwan Hidayat, tokoh masyarakat setempat menuangkan kekecewaannya. Pasalnya, pengerjaan proyek drainase dan perbaikan jalan di Ketintang Madya sisi utara terkesan lamban. Bahkan kontraktor yang menangani, sejak Senin (19/9), menghentikan aktivitas pengerjaan. Alhasil, masyarakat yang menanggung dampaknya. “Saya mewakili masyarakat merasa kecewa. Kalau mengerjakan proyek itu ndang cak-cek (segera diselesaikan). Sekarang sudah tiga hari ini pengerjaan berhenti, tidak ada kelanjutannya. Sebelumnya juga begitu, sempat berhenti 13 hari setelah melakukan pengerukan pada 5 September lalu,” urai Irwan, Rabu (21/9). Gegara paket proyek penanggulangan banjir yang belum tuntas tersebut, sejumlah pedagang terpaksa tak bisa berjualan. Di antaranya, pengusaha rental plasystation, pedagang sate ayam, dan pedagang bakso. Mereka terpaksa tutup sejak dimulainya pengerjaan proyek. Selain berimbas pada segi ekonomi, mangkraknya proyek juga menyisakan masalah sosial. Yakni, menimbulkan debu dan kemacetan. Hal ini yang semakin membuat warga kecewa terhadap kinerja Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya. Sebab, tak ada pengawasan yang serius di lapangan. “Debunya 24 jam, macetnya juga luar biasa. Di sepanjang Jalan Raya Ketintang sampai Ketintang Madya bleduk pol (sangat berdebu). Bleduk ini akhirnya berdampak ke pedagang kuliner, warung kopi, dan rumah warga,” ucap Irwan. “Banyak bayi dan balita juga terdampak. Lalu di sekitar sini ada dua sekolahan SD. Kalau proyek tidak cepat selesai kasihan mereka. Karena bleduk mbarai (debu menyebabkan) penyakit ispa, loro moto (sakit mata), baik bayi, balita, maupun sing gerang (yang dewasa),” sambungnya. Warga sejatinya sangat mendukung pembangunan infrastruktur, terlebih proyek penanggulangan banjir tersebut sangat ditunggu. Warga juga tak mempermasalahkan kontraktor yang ditunjuk menangani proyek. Namun begitu, diharapkan dalam prosesnya dilakukan dengan serius. Bukan main-main dan terkesan lamban. “Dalam rapat bersama di kelurahan itu, kita sudah sampaikan agar pengerjaan proyek dilakukan terukur dan bisa selesai cepat. Karena kasihan, dampaknya para pedagang tidak bisa berjualan. Makanya, kita harap ndang dimarikno (segera diselesaikan).. Segera diaspal, supaya masyarakat enak mencari makan, apalagi sekarang ini lagi krisis gara-gara kenaikan harga BBM,” tandas Irwan. Sedangkan Roni, pemilik warung kopi di sekitar juga berharap pengerjaan proyek drainase dapat segera rampung. Intensitas debu proyek disebutnya tidak wajar. Sejak pagi hingga petang terus bertebaran. Paling parah, debu membumbung pada saat pagi dan sore hari. “Sedino aku isok ngelap meja iku empat sampai lima kali karena bleduk tok. Bleduke iku 24 jam bertebaran ke mana-mana. Paling parah ya isuk, pas wong budal kerjo, terus sore pas wong moleh kerjo. Nek awan truk-truk sering lewat iku yo parah bleduke,” papar Roni. Pantauan Memorandum di lokasi, tampak mobil water supply dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya dikerahkan. Mobil tersebut melakukan penyiraman mulai dari sisi utara ke selatan Jalan Ketintang Madya hingga ke Jalan Raya Ketintang. Memang, intensitas debu di Ketintang Madya memprihatinkan akibat material proyek. “Ini baru diterjunkan, kalau kemarin sih belum ada (mobil DPKP). Malah kita yang siram-siram sendiri. Mungkin karena warga ramai-ramai sambat melalui WhatsApp Pak Armuji minta disiram, jadi diterjunkan mobil PMK itu,” kata Roni. Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya Lilik Arijanto menuturkan bahwa pihaknya mulai melakukan pengaspalan Jalan Ketintang Madya pada Rabu (21/9) siang. Sejumlah ruas jalan sudah diaspal, terutama sisi selatan Jalan Ketintang Madya. Akan tetapi, sisi utara Jalan Ketintang Madya yang dikeluhkan oleh warga belum diintervensi. “Kemarin malam menyelesaikan beberapa spot. Siang ini pengaspalan dilakukan finish semua titik,” respons Lilik. Disinggung soal proyek mangkrak di sisi utara Jalan Ketintang Madya, Lilik belum memberikan tanggapan. (bin)

Sumber: