Libatkan MBR Sebagai Pekerja Bangunan, Program Rutilahu di Karangpoh Sasar 10 Rumah

Libatkan MBR Sebagai Pekerja Bangunan, Program Rutilahu di Karangpoh Sasar 10 Rumah

Surabaya, memorandum.co.id - Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya melalui program Dandan Omah atau Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) menargetkan 800 unit rumah dengan prioritas masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tersebar di 154 kelurahan. Melalui program tersebut, pemkot turut melibatkan warga sekitar sebagai pekerja bangunan, seperti yang dilakukan di Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes. Camat Tandes Ahmad Yardo Wifaqo menjelaskan, program Dandan Omah di wilayah Kelurahan Karangpoh menyasar 10 unit rumah dengan 5 unit yang telah selesai. Bahkan, para pekerja bangunan (tukang) yang dilibatkan adalah warga MBR sekitar. “Kalau warga ekonomi tidak mampu dan harus memikirkan rumah yang tidak layak, ini menjadi beban. Maka inilah yang menjadi intervensi Pemkot Surabaya. Alhamdulillah sudah sangat terbantu karena sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Yardo, Rabu (6/9/2022). Camat berharap, para penerima manfaat bisa mulai melakukan aktivitas lainnya untuk meningkatkan taraf hidup. Karenanya, seluruh elemen masyarakat, mulai dari RT/RW, LPMK, hingga Kader Surabaya Hebat (KSH) bisa bergotong-royong untuk saling memberikan informasi tentang keadaan masyarakat sekitarnya. “Tidurnya enak dan keluarganya bisa tertampung. Kemudian tugas kita dan semua elemen masyarakat bisa membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat secara ekonomi, dengan membantu orang tetangga terdekat,” ujarnya. Lokasi 5 unit rumah yang telah selesai tersebut berada di RW 1 sebanyak 3 unit rumah dan di RW 2 sejumlah 2 unit rumah. “Targetnya tahun ini selesai semua, karena sudah antrian untuk kami usulkan di tahun depan,” ungkap Yardo. Sementara itu, Ketua LMPK Kelurahan Karangpoh Dwi Siswanto mengatakan, untuk pengerjaan satu unit rumah dilakukan oleh 2 tukang dan 3 pembantu tukang. Sedangkan untuk maksimal waktu pengerjaan, Pemkot Surabaya menargetkan selesai dalam waktu 20 hari dengan dana yang dianggarkan sebesar Rp 35 juta untuk satu unit rumah. Yakni, dengan prioritas kerusakan pada atap, lantai, dinding, dan jamban. “Alhamdulillah pas, terkadang malah cepat selesai, hanya 18 hari. Rumah yang tidak layak dihuni akan dikerjakan secara bergiliran dan kami juga berharap, Pak Wali Kota bisa menyerahkan kunci rumah secara simbolis kepada penerima manfaat,” ujarnya Terpisah, Mbah Djuriah (77), salah satu penerima manfaat Dandan Omah di RW 2 Kelurahan Karangpoh tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, saat rumahnya selesai dilakukan pengerjaan. Bahkan, dia tak kuasa membendung air matanya saat menceritakan keadaan rumahnya. “Iya (sekarang) sudah bagus, saya juga senang sudah tidak banjir. Banjirnya segitu (tinggi), saya kalau nguras sampai pegal dan sakit semua, dan sekarang sudah tidak bocor. Rumah ini umurnya sudah tua, saya tinggal di sini sejak tahun 1980-an. Jadi sudah waktunya diperbaiki, tapi saya tidak bisa,” ucap Mbah Djuriah sambil mengusap air matanya. Senada dengan Mbah Djuriah, Mustabiah (50) penerima manfaat program Dandan Omah di RW 2 Kelurahan Karangpoh mengaku bila dulu rumahnya mengalami banyak kerusakan. Rumah yang dihuni sejak 1970-an ini, akhirnya mendapat perbaikan mulai dari atap yang akan roboh, dinding yang lapuk, hingga perbaikan jamban. “Dulu tidak layak, sekarang sudah Alhamdulillah bagus. Saya bersyukur kepada Allah karena sudah memberikan rezeki melalui Pemkot Surabaya. Terima kasih kepada Pak Walikota, semoga Allah yang membalas semuanya, diberikan kesehatan dan rezeki,” tandasnya. (bin)

Sumber: