Untag Latih Kepekaan Sosial Mahasiswa via MBKM Proyek Kemanusiaan

Untag Latih Kepekaan Sosial Mahasiswa via MBKM Proyek Kemanusiaan

Surabaya, memorandum.co.id - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya terus mengedepankan implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sukses mewadahi program tersebut dengan apik, Fakultas Psikologi Untag Surabaya tak luput menjadi salah satu yang terlibat dalam Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) MBKM Proyek Kemanusiaan. Penanggung Jawab BKP Proyek Kemanusiaan Aliffia Ananta SPsi MPsi Psikolog memaparkan, ada 104 mahasiswa Fakultas Psikologi yang dibagi dalam 15 mitra. Yakni, Biro Psikologi Lestari, PKA Untag Surabaya, LPP Geofira, Nekatz Community Sidoarjo, DP3AP2KB, PLATO Foundation, PT PAL, Save Street Child Sidoarjo, Pesantren Jauharotul Hikmah, Yayasan Kanker Indonesia Cabang Koordinator Jatim, Pusat Studi Kebencanaan Untag Surabaya, Yayasan Al Ikhlas, SDN 01 Trans Batumarta VII Oku Timur Sumatera Selatan, TK Inklusi Cemara, dan LKSA Pesantren Bismar Al Mustaqim. “Mereka berkegiatan sesuai dengan kebutuhan mitra, seperti memberikan wawasan mengenai psikologis bagi anak berkebutuhan khusus atau membuat kegiatan yang membangun minat serta motivasi belajar pada anak agar tidak prokrastinasi. Intinya tidak jauh dari sisi psikologis. Kegiatannya juga disesuaikan dengan apa yang menjadi capaian pembelajaran tiap mata kuliah yang dikonversi MBKM,” papar Aliffia, Selasa (2/8/2022). Dia mengungkapkan, proyek kemanusiaan di semester genap 2021/2022 ini berjalan tiga bulan mulai April-Juni 2022. Kegiatan itu akan dikonversikan pada mata kuliah Intervensi Sosial, Psikologi Lingkungan, Psikologi Komunitas, dan Kuliah Kerja Nyata (KKN). “Konversinya sampai 18 sks dengan kriteria mahasiswa semester 5 ke atas yang sedang mengambil mata kuliah konversi dari MBKM ini. Selain itu mereka diminta membuat pakta integritas bahwa mereka bersedia, serta ada surat izin dari orang tua,” terangnya. Adapun output dari MBKM ini, mahasiswa membuat booklet, modul, buku, dan konten di media sosial sesuai kebutuhan mitra. Sementara itu, salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi yang melakukan proyek kemanusiaan di PT PAL Indonesia, Muchammad Rizal mengaku termotivasi untuk mengetahui dinamika kerja PT PAL Indonesia serta permasalahan yang terjadi di dalamnya. “Setelah saya lakukan asesmen, ternyata permasalahannya terletak pada isu kesehatan mental. Jadi ada tiga program yang saya lakukan, mulai screening awal untuk mengetahui kesehatan mental karyawan menggunakan metode observasi, wawancara, dan kuesioner, lalu membuat webinar dan sharing session dengan beberapa topik (Regulasi Emosi, Employee Assistance Program, Coping Stress, Manajemen Emosi, Apa itu Konseling dan Safe and Care Yourself), yang terakhir saya lakukan terapi induksi dan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT),” tutur mahasiswa semester 6 ini. Lebih lanjut lagi, PT PAL Indonesia turut memberikan target untuk bisa memetakan karyawan yang terindikasi mengalami isu kesehatan mental. “Setelah itu kami diminta mengedukasi pentingnya memahami dan peduli terhadap isu kesehatan mental. Medianya menggunakan modul atau buku panduan dalam mengurangi hal tersebut,” tandasnya. Mendapat banyak ilmu dan pengalaman menjadi dasar dirinya senang mengikuti program MBKM ini. “Sebetulnya jika ada kesempatan saya ingin mengikuti BKP MBKM lainnya, namun di semester depan saya sudah harus fokus skripsi dan rencananya PT PAL Indonesia akan menjadi objek skripsi saya,” pungkas Rizal.(bin)

Sumber: