Penyembuh Alternatif yang Terjebak Dunia Paranormal (5)

Penyembuh Alternatif yang Terjebak Dunia Paranormal (5)

Ditanya Apakah Mau Minta Cerai, Malah Dijawab Peluk Erat Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Pertobatan Abiyasa, alhamdulillah, bisa memulihkan kemampuan lelaki lesung pipi itu. Kini pasiennya kembali banyak. Banyak pula yang minta kesembuhan dengan hanya titip dibelikan minuman. “Mas Abi tidak lagi menerima tamu yang minta tolong yang aneh-aneh. Tentang sesuatu yang tidak dikuasai ilmunya. Misal pelarisan, minta jampi-jampi atau jimat agar punya kemampun tertentu,” kata Anik. “Yang aneh-aneh gimana?” buru Memorandum. “Kan banyak yang ingin jadi orang disegani. Mereka minta aji-aji kawibawan. Ada juga lelaki yang ngotot minta agar anunya diubah menjadi lebih besar dan tahan lama. Juga, yang minta lotre arisannya keluar sesuai harapan. Banyaklah yang kayak gitu.” Tapi, semua ditolak. Abiyasa hanya mau menangani pasien dengan keluhan sakit. Medis maupun nonmedis. Bahkan, tidak jarang Abi mensyaratkan pasien membawa hasil rontgen agar penanganannya bisa lebih fokus. Atau, hasil lab darah maupun urine. “Alhamdulillah pasien Mas Abi pulih seperti sedia kala. Kalau tidak saya bantu, dia tidak akan sanggup sendiri,” kata Anik, yang membantu menyediakan air mineral botolan dan menerima uang dari pasien. “Lalu, kenapa Njenengan bisa sampai kemari (PA, red)?” tanya Memorandum sambil menatap bola mata Anik. “Hanya konsultasi.” “Masalah?” Anik tampak ragu. Mulutnya komat-kamit tapi tidak segera mengeluarkan kata-kata. Tampaknya ada yang ingin dia katakan, namun di sisi lain dia merasa ragu untuk menuangkannya. “Kalau Njenengan tidak mau berbagi nggak apa-apa kok.” “Anu. Saya curiga Mas Abi ada main dengan pasien. Belum sejauh itu, tapi jelas bahwa Mas Abi tertarik kepada seorang pasien wanita. Hanya jaga-jaga kalau ada apaapa,” ungkapnya dengan nada berat. Menurut Anik, Abiyasa memang tidak pernah mengaku ketika ditanya tantang kecurigaan itu. Tapi, Anik melihat jelas tanda-tanda tersebut. Dia khawatir bila itu terjadi, seperti firasatnya dulu, Abiyasa bakal kembali ditinggalkan pasien. “Tanda-tanda seperti apa?” desak Memorandum. Anik tidak segera menjawab. Tampak dia menimang-nimang dalam hati; antara mau bercerita atau memendam untuk diri sendiri. Setelah cukup lama hening, Anik akhirnya membuka mulut, “Mas Abi memperlakukan berbeda terhadap seorang pasien wanita.” “Misalnya?” “Ketika meraba-raba tubuh dia (pasien wanita tadi, red), tangannya sering berhenti lama di tempat-tempat tertentu.” Anik lantas diam, seolah memberi kesempatan Memorandum untuk membayangkan. “Paham kan? Dan, wanita itu sangat menikmatinya,” lanjut Anik. Ada nada cemburu di dalam kalimat ini. Tak Memorandum sangka, seorang lelaki yang sejak tadi duduk membelakangi kami dengan memakai jaket ponco berbalik dan membuka ponconya. “Aku hanya ingin memastikan wanita itu menderita kanker payudara atau servic. Makanya aku mendeteksi daerah itu lebih seksama dan lama,” kata lelaki tersebut, yang memperkenalkan dirinya sebagai Abiyasa. Dia mengaku sudah lama membuntuti Anik, yang akhir-akhir ini sikapnya sangat berbeda dengan biasanya. “Aku tidak menyangka dia (Aniik, red) datang ke PA. Mau minta cerai, Sayang?” tanyanya kepada Anik, yang dijawab dengan pelukan erat. Lho… (habis)

Sumber: