Semarak 750 Tahun Sumenep, Miniatur Nusantara di Ujung Timur Madura

Semarak 750 Tahun Sumenep, Miniatur Nusantara di Ujung Timur Madura

SUMENEP- Mengusung tema Sumenep Rumah Kita, perayaan hari jadi ke-750 Kabupaten Sumenep berlangsung spektakuler. Even ini dilaksanakan di depan Masjid Jamik Sumenep, Minggu (27/10) malam. Gapura Masjid Jamik yang dibangun pada masa Panembahan Sumolo (1779 M) menjadi saksi bisu kesakralan momen tahunan tersebut. Ditambah alunan musik karawitan khas Madura yang mengiringi opening ceremony, menggiring penonton untuk kembali mengenang masa-masa jaya Keraton Sumenep. Sejak berdiri pada abad 13 Masehi, Kabupaten Sumenep bernama Songenep. Pada abad 16 M bernama Somekar lalu pada awal abad 18 M berganti menjadi Sumenep. Nama itu tetap hingga sekarang. Selama ini sejumlah budayawan menjuluki Sumenep sebagai miniatur Nusantara. Hal itu tak lepas dari peran Arya Wiraraja sebagai Adipati pertama Sumenep yang berperan sebagai pengatur siasat pengusiran tentara Mongol atau Tartar dari tanah Jawa. Serta perancang  strategi Raden Wijaya dalam proses pendirian Kerajaan Majapahit sebagai cikal-bakal Nusantara. Tidak hanya itu, dari dulu sampai sekarang Kabupaten Sumenep dihuni beragam suku bangsa yang sudah berbaur dengan penduduk Madura. Di antaranya Suku Bajo, Suku Bugis, Suku Mandar, Suku Jawa, Suku Bali, Suku Arab, dan Tionghoa. Selama ini mereka hidup bersama tanpa perselisihan. Bahkan di Desa Pabian, Kota Sumenep, terdapat tiga tempat ibadah beda agama yang berdampingan yaitu masjid, gereja, dan klenteng. Pertunjukan prosesi penobatan Arya Wiraraja sebagai adipati pertama Sumenep 31 Oktober 1269 M dan pentas seni budaya daerah, diawali dengan atraksi polisi cilik binaan Polres Sumenep. Lalu parade busana etnik Nusantara diiringi musik tong-tong dilanjutkan nyanyian kidung Madura. Setelah itu ada fragmen penyambutan Adipati Arya Wiraraja setelah dilantik sebagai adipati pertama di ujung timur Madura sebagaimana yang tercatat di kitab Pararaton. Sebelumnya Arya Wiraraja adalah penasihat Raja Kertanegara di Kerajaan Singhasari. Pada perayaan hari jadi ke-750 Sumenep saat ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep menampilkan adat-istiadat Suku Bajo yang rumah adatnya menjadi logo resmi hari jadi. Suguhan tari kolosal dengan ornamen perahu dan rumah panggung, Bahasa, dan bela diri khas Bajo ditampilkan. Suku yang berasal dari Sulawesi itu mendiami pulau Sapeken di ujung timur Sumenep. Penampilan tersebut memadukan seni, ritual dan aktivitas sehari-hari Suku Bajo. Puncak tari kolosal Suku Bajo dipungkasi penampilan puisi Bupati Sumenep A Busyro Karim yang isinya menekankan persaudaraan meski berbeda suku dan budaya, karena berada di negeri yang sama yaitu Indonesia. Sebagai perwakilan suku-suku dan kerajaan, Suku Bajo berterima kasih kepada Bupati Sumenep atas rasa persaudaraan yang dijunjung selama ini. Usai pementasan Sumenep Rumah Kita, dilanjutkan dengan tari topeng dalang, lalu penampilan ratusan musik tradisional Saronen bersama jaran kencak. Di tengah-tengah penampilan, Majelis Adat Kerajaan Nusantara yang diwakili Sultan Gunung Tabur Aceh menyematkan selempang tanda persaudaraan kepada Bupati Sumenep A Busyro Karim. Even Semarak 750 tahun Sumenep dipungkasi dengan penampilan hadrah dan parade 750 empu keris di Sumenep. Selanjutnya pawai odong-odong bersama forkopimda dan tamu dari kerajaan Nusantara. Bupati Sumenep A Busyro Karim mengatakan, pesan yang tersirat dari semua pementasan adalah keberagaman itu menjadi sebuah kekuatan untuk membangun Sumenep. Menurut dia, dari beragam suku dan budaya, kalau diramu akan menjadi kekuatan yang luar biasa. “Rasanya tidak ada kalimat lain yaitu Sumenep memang indah, majemuk budayanya, potensinya luar biasa sehingga harus dipertahankan dan ditingkatkan. Usia Sumenep sudah tua, saya yakin masyarakatnya dalam berpikir dan bertindak sudah lebih dewasa,” harap bupati. Bupati Busyro memberikan alasan secara khusus ketika mengangkat Suku Bajo pada pementasan hari jadi ke-750 Sumenep. “Tahun ini Bajo dulu, tahun-tahun berikutnya akan mengangkat suku yang lain,” tandas dia. (aan/adv/sr)

Sumber: