Peduli Korban Seluncuran, Reni Astuti Kunjungi Reyhan
Surabaya, memorandum.co.id - Reyhan, salah satu anak yang menjadi korban ambrolnya seluncuran kolam renang Kenjeran Park (Kenpark) pada Sabtu (7/5) lalu itu tampak sumringah. Di hadapan Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti, dia mengaku sudah mulai fit. Bahkan sudah bisa lari-lari. "Alhamdulillah sudah enggak sakit," ucap Reyhan, saat ditanya Reni Astuti perihal kondisi kesehatannya, Rabu (11/5) siang. Reni Astuti menyambangi kediaman bocah 12 tahun itu di daerah Gubeng. Sebelumnya, diketahui Reyhan sempat menjalani proses penyembuhan di IGD RS Soewandhie. Sewaktu Reni berkunjung, kondisi Reyhan berangsur membaik. Isna, ibunda Reyhan bercerita, selain mengalami luka gores di bagian belakang badan dan dekat siku, putranya itu juga sempat mengeluh napasnya terasa berat. "Setelah di-rontgen terus suntik, itu nggak gimana-gimana, kemudian diperbolehkan pulang,” ungkap Isna. Lebih lanjut, menurut pengakuan orang tua Reyhan, keduanya bersyukur buah hatinya menunjukan keadaan pulih dengan cepat. Terlihat anak kelas 5 SD ini juga sesekali tersenyum lebar usai diajak bergurau dengan legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. Masa-masa mendebarkan dan penuh was-was itu pun telah terlewati. Tampak raut wajah antusias Reyhan mengetahui dirinya akan kembali masuk sekolah dan tidak sabar bertemu dan beraktivitas bersama dengan kawan-kawannya lagi mulai Kamis (12/5) besok. Sementara itu, Reni mengatakan, dukungan dan semangat untuk Reyhan pun mengalir dari berbagai kalangan, mulai dari Wali Kota Surabaya, pendampingan trauma healing dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB), hingga kunjungan dari guru, teman sekolah, serta lurah dan camat setempat. “Jadi, Reyhan kondisinya sudah baik, sudah siap sekolah, anaknya gembira, sudah ceria. Kemudian dari keluarga juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut memberikan perhatian,” ujar Reni. Reni berharap, bagi korban lain yang masih dirawat dapat menyusul sembuh dengan cepat. “Harapannya korban yang lain juga bisa lekas sembuh. Kemudian yang kondisi berat, bahkan kalau ada potensi mengalami cedera permanen atau cacat permanen, itu harus mendapatkan solusi hingga tuntas,” tegasnya. Hal tersebut, lanjut Reni, agar para korban di kemudian hari bisa mandiri dan tidak terkendala dalam urusan yang menyangkut pekerjaan di masa depan, sehingga harus mendapat perhatian. “Penanganan korban itu harus tuntas. Tidak hanya diperhatikan di satu atu dua pekan di awal ya, namun sesuai dengan tingkat berat cedera korban, dan itu saya mendorong pemkot untuk memastikan semua korban diperhatikan hingga tuntas,” tegasnya. Reni menekankan, pihak pengelola juga harus memberikan perhatian terkait insiden yang telah menimpa 17 korban tersebut. Karena hal demikian sudah menjadi kewajiban bagi manajemen selaku penanggungjawab tempat rekreasi. “Di samping kasus harus diusut tuntas oleh pihak berwenang, sebab publik menunggu terkait dengan tindak lanjut dari kejadian, serta menaruh harapan agar peristiwa serupa tidak terjadi di tempat lainnya,” imbuhnya. Terakhir sebelum berpamitan, Reni memberikan bingkisan kepada pihak keluarga. Usai dikunjungi, pihak keluarga pun mengatakan bahwa melalui musibah ini banyak hikmah yang dipetik dari tragedi yang menimpa buah hatinya itu. (bin)
Sumber: