Ratusan Sapi Terserang PMK, Dispertan Gresik Minta Kondisi Luar Biasa
Gresik, memorandum.co.id - Ratusan sapi di Kota Pudak diserang wabah menular dan berbahaya yakni penyakit mulut dan kuku (PMK). Wabah sudah terdeteksi di tujuh kecamatan. Sebagai langkah penanganan, Dinas Pertanian (Dispertan) Gresik meminta pemerintah pusat mengeluarkan status kondisi luar biasa. Kepala Dispertan Gresik Eko Anindito Putro mengatakan, sudah ada 545 sapi yang terpapar PMK per Minggu (8/5) siang. Data tersebut bisa sewaktu – waktu bertambah lantaran banyaknya keluhan masyarakat. Hal ini dipicu karakteristik penyakit yang sangat mudah menular. “Sejauh ini kasus PMK sudah ada di tujuh kecamatan. Semuanya di wilayah selatan mulai Wringinanom, Driyorejo, Kedamean, Menganti, Benjeng, Balongpanggang dan Cerme. Data terakhir sudah ada lima sapi yang mati akibat terserang PMK,” jelasnya, Minggu (8/5). Saat ini petugas fokus berada di lapangan untuk melakukan penanganan. Setiap kali ada laporan masyarakat, pihaknya akan langsung melakukan pengecekan. Eko menyebut untuk penanganan intensif dan penyuntikan obat hanya bisa dilakukan dokter hewan. Sementara jumlah dokter yang ada tidak sebanding dengan jumlah kasusnya. “Besok (hari ini, red) kita rapat koordinasi. Semoga nanti meskipun dokter hewan bukan dari Dinas Pertanian juga bisa ikut membantu. Kami akan koordinasi dengan PDHI (persatuan dokter hewan Indonesia),” imbuh pria lulusan Universitas Jember tersebut. Selain itu, tambah Eko, kami sudah meminta status kondisi luar biasa ke Gubernur Jawa Timur yang nanti akan diterukan ke pusat. “Jika sudah ada penetapan kondisi tersebut, vaksinasi akan disuplai dari kementerian. Sejauh ini obat-obatan dari provinsi sudah kami distribusikan ke lokasi terdampak,” tandasnya. Beruntungnya, penyakit ini tidak menular kepada manusia. Kendati demikian, orang yang keluar dari tempat hewan terjangkit PMK bisa berpotensi membawa bakteri/virusnya dan menularkan ke sapi yang sehat. Untuk itu mobilitas orang di lokasi sapi dibatasi. Bahkan sejumlah pasar hewan ditutup. Sebelumnya, Sabtu (7/5), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sudah meninjau ke salah satu peternakan di Kecamatan Balongpanggang. Dijelaskan bahwa PMK sudah ditemukan di Kabupaten Gresik, Lamongan, Mojokerto dan Sidoarjo. Kondisi ini perlu penanganan intensif agar tidak semakin meluas. “Pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten dan kementerian pertanian berupaya maksimal agar ternak yang sakit segera sembuh dan penularan bisa dibatasi bahkan dihentikan. Di antaranya penyuntikan vitamin dan antibiotik yang dilakukan tiga hari sekali,” jelasnya. Sekedar informasi, tanda klinis PMK di antaranay keluar lender berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan di rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, luka pada kuku hingga kuku lepas, sulit berdiri, gemetar, napas cepat dan produksi susu turun drastis.(and/har)
Sumber: