Seniman: Ancaman Kehilangan Jati Diri

Seniman: Ancaman Kehilangan Jati Diri

Surabaya, Memorandum.co.id - Seniman asli Kota Surabaya, Maimura menegaskan sudah seharunya wali kota Eri Cahyadi memperhatikan sisi kebudayaan kota pahlawan. Aktivis seniman THR itu, menerangkan rakyat Kota Surabaya butuh panggung besar untuk menyalurkan aspirasi berkesenian. Jangan sampai warga kota kehilangan jati diri sebagai rakyat egaliter, terbuka dan saling menguatkan. "Desakan budaya asing sangat luar biasa. Karena itu menjadi ancaman keberlangsungan budaya lokal. Jika tidak Kota Surabaya akan kehilangan jati diri," tegas Maimura. Tidak difungsikannya Taman Hiburan Rakyat (THR) di Jalan Kusuma Bangsa, seniman ludruk ini memilih tetap bergulat dengan budaya asli Kota Surabaya. Cak Maimura kini aktif bersama Sangar Anak Merdeka Indonesia Gunung Anyar Emas. "Kami mulai mengenalkan wayang suket Gunung Anyar. Karena menghargai budaya sendiri merupakan citra diri bangsa," tandas dia. Terkait kebijakan wali kota kembali menghidupkan berkesenian di THR, Maimura mengaku sangat mendukung. Ia menyebutkan, Wali Kota Eri Cahyadi adalah putra asli Sidosermo. Sehingga sangat hafal dengan kebutuhan budaya warga kota pahlawan. Karena itu, Maimura menyampaikan tidak ada alasan Pemerintah Kota Surabaya meninggalkan kebudayaan lokal. "Jika tidak mak budaya kita di ambang kehancuran. Karena menabrak UU 5/2017 tentang Kemajuan Kebudayaan," tutur Maimura. Terkait rencana Pemkot Surabaya kembali menghidupkan fungsi kompleks THR dengan Hi-Tech Mall. Maka harus didukung oleh semua pihak mulai dari pemkot, DPRD, pelaku kebijakan hingga camat dan kelurahan, akademisi, hingga melibatkan rakyat. Dirinya berharap semua kesenian lokal kembali bisa berkembang dan berproses. Mulai dari ludruk, wayang orang, ketoprak, Sri mulat, dan panggung terbuka (untuk semua kesenian). "Saat ini, tidak ada ruang publik kesenian yang presentatif untuk berkarya. Ingat budaya adalah salah satu jati diri suatu bangsa," tegas dia. Maimura menegaskan, apakah Kota Surabaya akan kehilangan identitas budayanya. Semuanya menunggu kemauan dari seorang wali kota. "Bahwa budaya masyarakat Surabaya banyak menarik simpatik masyarakat luar," tutup dia. (day)

Sumber: