Silaturahim ke PWNU, PKS Jatim Sampaikan Semangat Kolaborasi
Surabaya, Memorandum.co.id - Jajaran pengurus PKS Jatim silaturahim ke Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Dalam pertemuan itu, Ketua DPW PKS Jatim Irwan Setiawan bertemu Ketua PWNU Jawa Timur Kyai Marzuki Mustamar. Dalam pertemuan itu, KH Marzuki Mustamar didampingi Dr KH Maruf Syah SH MH, Drs KH Ahsanul Haq MPdi, Dr KH Muhammad Hasan Ubaidillah SHi MSI, Muhammad Sukron Dosi SS, H Ir Mathorurrozaq Ismail, H Rasidi dan Gus Amin Mujib serta pengurus PWNU lainnya. Sementara dari PKS Jatim, Irwan didampingi oleh Sekretaris Ahmadi, Ketua Bidang Kaderisasi Abdurrahman Saleh, Ketua dan sekretaris Bidang Pembinaan Keummatan (BPU) Muhammad Aziz dan Imam Budi Utomo, Ketua Bidang Polhukam Dwi Hari Cahyono, dan Ketua Bidang Humas Reni Astuti. Sementara dari Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga diwakili Sri Utami dan Vivin. Irwan Setyawan menyampaikan visi PKS sebagai partai Islam Rahmatan lil Alamin dan semangat Kolaborasi. “PKS mempunyai Visi menjadi Partai Islam Rahmatan Lil Alamin yang kokoh dan terdepan dalam melayani Rakyat dan NKRI. Selain itu PKS mengusung semangat transformasi dan kolaborasi," ujar Irwan Setiawan. Politisi yang akrab disapa Kang Irwan ini, menyampaikan pesan dari Ketua Majelis Syuro PKS, Habib Dr. Salim. Bahwa PKS adalah milik semua. “Sehingga kami, DPW PKS Jawa Timur harus sering Sowan kepada para Habaib, Kyai, dan ulama untuk menyampaikan pesan ini. Agar kami mendapat tuntunan dan arahan. Oleh karena itu, dalam kesempatan sowan ini, mohon nasehat dan arahannya untuk kami, pengurus DPW PKS Jawa Timur yang selanjutnya akan kami patuhi dan jalankan. Sebagaimana arahan Ketua Majelis Syuro, Habib Salim, kami diminta dan siap untuk turut menjaga akidah Ahlusunnah wal Jamaah, aswaja,” ujar pria 46 tahun itu. Menurutnya, PKS ingin membangun titik temu dan kesamaan pandangan terkait dengan arah masa depan bangsa, khususnya Jatim agar bisa lebih kokoh dan kuat. Sehingga harapan ke depan bisa membangun kolaborasi persoalan keummatan dan kebangsaan. Kang Irwan melanjutkan, saat ini, PKS dengan mengusung semangat Transformasi dan kolaborasi diminta memperkuat diri agar mampu beradaptasi dengan perkembagan zaman yang ada serta kultur yang ada. “Kami juga diminta untuk membuka pintu seluasnya untuk berbagai kalangan dalam rangka bersama PKS mewujudkan daerah Jawa Timur yang adil, sejahtera, unggul, dan berakhlak. PKS jawa Timur punya keinginan untuk terus mengukuhkan pelayanan, pemberdayaan dan advokasi bagi masyarakat,” kata Kang Irwan yang pernah menjabat anggota DPRD Jawa Timur selama 2 periode. Kang Irwan juga menjelaskan tentang lima falsafah dasar perjuangan PKS, yaitu Islam, keadilan, kebangsaan, kenegaraan dan kesejahteraan. “Kami melihat Pancasila ini adalah common platform, titik temu dari berbagai pemikiran dan keyakinan yang beraneka ragam. Semua terwadahi dengan kelima sila tersebut. Kami punya kewajiban untuk turut Menjaga Empat Pilar berbangsa dan bernegara Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Kang Irwan. Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Timur Kyai Marzuki Mustamar menyambut baik kehadiran jajaran pengurus PKS Jawa Timur yang hadir. Menurutnya pertemuan antara pengurus PKS Jatim dan PWNU Jatim merupakan hal penting. “Pertemuan ini penting, silaturahim, kalo sudah ketemu pikirannya juga ketemu, bisa tafahum. Sehingga kita semua bisa saling memahami mengapa NU punya kebijakan begini, mengapa PKS punya kebijakan begitu,” ujar Kyai Marzuki. Menurutnya, setelah silaturahim akan berlanjut pada silaturafkar (menyambung pikiran). Kemudian berlanjut ke tafahum (saling memahami) dan berlanjut ke taawun atau saling tolong menolong. “Taawun itu ada gotong royong untuk keummatan untuk bangsa. Tanpa ada tafahum tapi dipaksakan taawun akan bermasalah nantinya,” tegas Kyai Marzuki Mustamar. Selanjutnya Kyai Marzuqi Mustamar juga menyampaikan bahwa kita dalam rangka menjaga Islam agar tidak dirubah-rubah, tidak kurang-kurangi dan tidak ditambah-tambahi maka harus berahlussunah wal jamaah dengan ikut salah satu dari 4 madhhab, di Indonesia Syafii, senantiasa mengikuti bimbingan para ulama dan kyai. Terakhir, kyai Marzuqi Mustamar menyampaikan dalil-dalil tentang tawasul dan tabarruk yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist-hadist shohih. (day)
Sumber: