Pakar Psikologi: Aksi Tawuran Wujud Keinginan Remaja untuk Diakui
Surabaya, memorandum.co.id - Aksi tawuran remaja belakangan mengemuka. Sulit untuk menghindari perkelahian antarkelompok ini. Namun Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya bersama TNI-Polri terus berupaya mengantisipasi dengan menggelar patroli keliling mulai pukul 20.00 hingga 04.00. Menurut pakar psikologi sosial dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, dr Andik Matulessy MSi, aksi tawuran remaja merupakan wujud dari keinginan remaja untuk diakui eksistensinya. Selain itu, aksi tawuran ditengarai sebagai akibat dari sifat remaja yang cenderung tidak stabil dan relatif ikut-ikutan saat berada dalam satu kelompok. Hal ini disebut konformitas remaja atau perubahan perilaku remaja sebagai usaha untuk menyesuaikan diri dengan norma dalam kelompok. “Tawuran remaja adalah bentuk dari keinginan remaja untuk diakui eksistensinya. Selain itu, kedekatan dengan grupnya mengarahkan mereka untuk ikut-ikutan atau meningkatkan konformitas dengan kelompoknya,” urainya, Rabu (6/4/2022). Sekretaris Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi) Pusat ini menjelaskan, dalam satu kelompok remaja dapat memicu suatu dinamika. Maka tak heran, aksi tawuran membuncah hanya karena disebabkan ada salah satu anggota kelompok yang diserang atau menyerang. “Dalam kelompok itu tampak dinamikanya, seperti solidaritas. Ada perasaan yang sama sebagai anggota kelompok dan fanatisme pada kelompok, sehingga mengaggap apapun yang dilakukan kelompoknya itu selalu benar,” papar dosen psikolog Untag Surabaya ini. Andik juga menandaskan, perilaku agresif yang seringkali muncul pada remaja dikarenakan adanya keyakinan yang kuat pada kebenaran kelompoknya. “Jadi remaja yang selalu ingin pengakuan eksistensinya akan mendapatkan sesuatu dari kelompoknya. Sedangkan perilaku agresif muncul karena adanya keyakinan yang kuat pada kebenaran kelompoknya, dan penekanan keyakinan yang dilakukan terus menerus dalam kelompoknya bahwa kelompok lain adalah musuh yang harus diperangi,” tuntasnya. (bin)
Sumber: