Pembangunan Pasar Turi III Dilelang, PT KAI Tidak Menjamin Pedagang Bisa Masuk

Pembangunan Pasar Turi III Dilelang, PT KAI Tidak Menjamin Pedagang Bisa Masuk

SURABAYA - Nasib 1.029 pedagang  Pasar Turi tahap III kian terpuruk. Sejak  pasar legendaris terbakar pada 2012  hingga sekarang, tidak ada kejelasan apakah mereka bisa berjualan lagi jika pasar tersebut dibangun. Senior Manajer Aset PT KAI Arif Nurul Falah mengatakan, lahan seluas 16 ribu meter persegi yang di pakai Pasar Turi tahap III adalah milik PT KAI. Sekarang ini PT KAI sedang melelang pembangunan Pasar Turi dengan beauty contest. Dan, pihaknya tidak bisa menjamin pedagang lama bisa masuk kembali. "Biasanya pembangunan jangka panjang ini bukan wewenang direksi, namun  wewenang investor. Kalau investor mengajak pedagang lama itu masuk, ya Alhamdulillah. Sebab, kami tidak ikut cawe-cawe,"ujar dia usai hearing dengan komisi C  di gedung DPRD Surabaya, Selasa (22/10). Ditanya jumlah investor yang ikut lelang, dia mengatakan tidak tahu. Sebab, semuanya ikut pusat dan tidak lewat daerah.“Banyak yang ikut, termasuk perwakilan pedagang,” kata dia. Soal bentuk bangunan Pasar Turi tahap III nanti, Arif menegaskan, itu ada di tangan investor. "Bagaimana bentuknya, ya investor yang memiliki. Karena mereka yang mengajukan proposal,” ungkap Arif seraya menambahkan pihaknya belum tahu kapan pengumuman pemenang lelang pembangunan Pasar Turi tahap III. Sementara pengurus  Paguyuban Pasar Turi tahap III Rivai mengatakan, dirinya sudah mengetahui soal tak adanya jaminan dari investor pedagang lama bisa masuk kembali. Namun demikian, dia berharap pedagang difasilitasi untuk bertemu investor. “Kalau dipertemukan dengan investor, kami bisa bicara panjang lebar soal Pasar Turi tahap III,” ungkap dia. Rivai mengakui, kebakaran yang menimpa Pasar Turi tahap III cukup berpengaruh terhadap nasib para pedagang. Dari 1.029 pedagang, yang masih bertahan dan berjualan di sekitar puing-puing  Pasar Turi tahap III  ada sekitar 200 pedagang. Mereka  berjualan bahan-bahan kebutuhan sehari-hari di TPS yang dibangun swadaya. Sedangkan pedagang yang memiliki modal memilih berjualan di tempat lain yang lebih layak. "Terus terang sekarang ini kondisi pasar sepi karena tak ada pengunjung. Apalagi, kondisi pasar memang serba darurat dan tak layak,”cetus Rivai yang berjualan petis. Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati ketika dikonfirmasi soal nasib pedagang Pasar Turi tahap III, tidak bisa berkomentar banyak."Saya tidak komentar dulu soal tersebut,”kata dia. Untuk diketahui, Pasar Turi tahap III ini dulu dikelola Dinas Perdagangan Kota Surabaya sebelum kebakaran. Bahkan,  lewat pedagang Pasar Turi ini, pemkot mendapatkan PAD yang cukup lumayan. Sementara dalam hearing di Komisi C DPRD Surabaya terungkap bahwa gedung Pasar Turi III itu sudah dihapus dari daftar aset milik Pemkot Surabaya pada 2015. Sebab, gedung tersebut sudah diapraisal dan akan dibongkar dengan  melibatkan pihak ketiga. Sayangnya hingga sekarang belum terlaksana. Kepala Dinas Perdagangan Wiwiek Widayati mengatakan  mengapa sampai sekarang belum dibongkar, karena pemkot perlu kehati-hatian. Dan, PT KAI  sendiri sudah mengirim surat ke Pemkot Surabaya soal pembongkaran.  “Pemkot masih merapatkan. Dan kami masih menunggu disposisi dari wali kota,”tegas dia. Aning Rahmawati, wakil ketua Komisi C DPRD Surabaya berharap  bangunan gedung tersebut segera dibongkar untuk dibangun gedung baru. Terpenting adalah  pedagang lama bisa ditampung di gedung Pasar Turi baru nantinya. (udi/dhi)

Sumber: