Sering Banjir, Surabaya Barat Perlu Tambahan Penampungan Air

Sering Banjir, Surabaya Barat Perlu Tambahan Penampungan Air

Surabaya, memorandum.co.id - Masalah banjir masih menjadi momok bagi Kota Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia. Hujan intensitas tinggi disertai angin kencang yang terjadi Minggu (3/4) kemarin, bahkan menyebabkan banjir setinggi lutut orang dewasa. Ketinggian banjir mulai dari 10 sentimeter hingga 60 sentimeter itu paling parah melanda kawasan Surabaya Barat. Di antaranya ruas jalan yang terendam banjir adalah Raya Dukuh Kupang, HR Muhammad, Wiyung, Wonokromo, Asemrowo, hingga Demak. Anggota Komisi C DPRD Surabaya William Wirakusuma mengatakan, kawasan Surabaya Barat memang langganan banjir. Dibutuhkan penanganan khusus untuk mengentaskan masalah itu. Salah satunya dengan menambah jumlah penampungan air dan normalisasi saluran. “Kalau Surabaya Barat perlu tambahan penampungan air yang terhubung dengan saluran, bisa bozem atau danau. Dan harus dipastikan salurannya tersambung semua,” ucapnya, Senin (4/4/2022). Kendati ada dua rumah pompa untuk mengatasi banjir di wilayah Demak. Namun, volume air yang tinggi membuat sungai di sekitar meluap. Akhirnya menyebabkan banjir di jalanan. Menurut William, pemkot harus mengecek kondisi saluran. Jika mampet, segera dilakukan normalisasi. “Kondisi saluran juga harus dicek supaya nggak mampet yang ke arah rumah pompa. Kemudian juga harus dilihat pasang surut air laut, kalau airnya dipompa ke laut. Karena itu perlu tampungan air supaya waktu hujan deras di saat air laut naik, bisa di pompa ke sana (bozem/danau, red) dulu,” tandas politisi PSI ini. Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Banjir Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Eko Juli Prasetya mengatakan, banjir yang menerjang kawasan Surabaya Barat semalam disebabkan oleh meningkatnya curah hujan seperti prediksi BMKG. Pihaknya mengaku telah memaksimalkan kinerja rumah pompa di kawasan Demak, sekaligus melakukan penanganan dan pemantauan di lokasi. “Ke depan kita akan antisipasi dengan dibuatkan sudetan di daerah tengah, atau di daerah hulunya,” tutur Eko. (bin)

Sumber: