Terduga Begal yang Ditembak Mati itu Dikenal Orang Baik

Terduga Begal yang Ditembak Mati  itu Dikenal Orang Baik

Sumenep, memorandum.co.id -  Ada fakta terbaru tentang Herman (24), warga Dusun Polay Timur. Desa Gaduh Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, terduga begal yang ditembak mati oleh Tim Resmob Polres setempat, beberapa waktu lalu. Fakta tersebut dibeberkan, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan masyarakat setempat. Herman disangka sebagai begal namun sangkaan itu seutuhnya tidak benar. Semasa hidupnya, mediang Herman dikenal sebagai pribadi saleh d imata masyarakat. Hal dibuktikan almarhum orang pekerja keras. Pernah bekerja sebagai kuli batu dengan penghasilan Rp 100.000 per hari. Dari penghasilannya dititipkan kepada warga menjabat sebagai sekretaris Masjid As-Shurur. Jadi anggapan dia pernah mencuri kotak amal itu pasca kejadian itu tidak benar. Setelah pasca kejadian, kemudian beredar video mengaku sebagai korban begal yang dilakukan terduga itu pernyataan dinilai mendramatisir peristiwa. Karena tidak cukup kuat membuktikan dia dirugikan baik fisik maupun psikis. Herman bukan peminum, adanya pernyataan almarhum sering mabuk-mabukan tidak benar dan, fitnah yang, menyamapaikan hanya mendengar dari mulut ke mulut "Herman dikabarkan mencuri uang masjid itu tidak benar. Karena faktanya almarhum mengambil uangnya sendiri yang dititipkan sebagai tabungan pribadi kepada sekretaris masjid, bapak Waris."beber Afif Mawardi, koordinator lapangan aksi, Kamis (17/3/22) Itu berdasarkan para saksi yang motornya pernah dipinjam, terduga meninggalkan motornya hingga pemilik harus mengambil sendiri padahal almarhum memiliki motor sendiri. Termasuk motor milik kepala desa (Kades) Gaduh Timur coba dipinjam dia. Dari serangkaian peristiwa itu masyarakat menilai Herman mengalami ngganguan kejiwaan persoalan rumah tangga non ekonomi. Terkait tindakan oknum kepolisian menembak Herman secara betubi-tubi dinilai tidak manusiawi meskipun terduga diduga sebagai pelaku percobaan perampasan kendaraan bermotor. "Dari peristiwa ini jelas pembunuhan karena oknum polisi melakukan tindakan penembakan melebihi prosedur."katanya Sebab dari video yang beredar Herman meskipun sudah terkapar tidak berdaya masih diberondong dengan tembakan itu tidak dibenarkan. Mengingat hukum negeri ini menganut asas praduga tidak bersalah. Maka dengan ini pihaknya mendesak Kapolres Sumenep mengklarifikasi dan meminta maaf terbuka kepada keluarga dan memulihkan nama baik almarhum. Pihaknya meminta memecat kelima oknum kepolisian yang telah membunuh terduga. Polres wajib bertanggung jawab. Dan meminta Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) transparan melakukan proses pemeriksaan dan penyelidikan kepada kelima oknum itu, dalam bentuk berita acara kepada publik. Ia juga berharap Komnas HAM tidak boleh menutup mata akan insiden ini, dan instansi Polri harus bertindak tegas pada anggotanya jangan sampai mengabaikan kemanusiaan. Sementara itu Kapolres Sumenep AKBP Rahman Wijaya mengatakan, peristiwa penembakan terduga begal saat sekarang dalam proses investigasi. Mengenai hasil masih belum diketahui. Invetigasi tentunya akan dilaksanakan sesuai prosedur. Kapolres juga menanti hasil invetigasi tersebut. Mengenai beberapa penyataan terduga begal  dan peminum, termasuk pemberian uang kepada keluarga almarhum sebesar Rp 3 juta. Termasuk apakah penembakan sesuai SOP itu  menunggu hasil investigasi. Saat sekarang kelima oknum kepolisian masih di Surabaya. "Yang melakukan investigasi dari satuan atas kami juga menunggu."ungkapnya (uri/epe)    

Sumber: